10. Perjanjian

209 28 23
                                    

"Halo guys, pasti kalian kangen aku ngelive kaya gini? Meski pun di Mandira ada WiFi, tapi kadang karena hujan terus jadi internetnya kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo guys, pasti kalian kangen aku ngelive kaya gini? Meski pun di Mandira ada WiFi, tapi kadang karena hujan terus jadi internetnya kacau. Hari ini aku kerja, ya. Jagain Aksata!"

Sementara di luar hujan sedikit lebat Jaisy ditugaskan untuk menjaga anak pemilik rumah sakit. Penyakitnya bisa sangat berbahaya saat berhadapan dengan suhu yang terlalu dingin atau panas, meski Jaisy bukan dokter spesialis untuk kasus Aksata, pemuda itu pernah bercerita bahwa Jaisy merawatnya dengan baik.

Aksata tersenyum saat banyak komentar di akun Jaisy yang memuji bagaimana perwujudannya yang ia pikir tidak terlalu tampan, komentar menggelitik adalah ketika ada yang mengatakan bahwa mereka cocok untuk menikah. Sepertinya itu terlalu jauh.

"Aku gambar ini, mirip banget, 'kan sama Jaisy?" Aksata memamerkan hasil coretannya kepada kamera, terletak di ujung kanan buku gambar, Aksata mencantumkan tempat dan tanggal pembuatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku gambar ini, mirip banget, 'kan sama Jaisy?" Aksata memamerkan hasil coretannya kepada kamera, terletak di ujung kanan buku gambar, Aksata mencantumkan tempat dan tanggal pembuatan.

"Wah, cantikan aku nggak pernah tahu kalau aku mirip kucing," ucap Jaisy mengambil alih buku gambar di tangan Aksata.

"Komentarnya katanya gambarnya nggak secantik Jaisy," ucap Aksata sambil membaca komentar yang terus naik ke atas.

"Nggak! Gambarnya cantik! Yang ngomong gitu aku blok!" Aksata tertawa melihat tingkah dokter yang kekanakan ini.

Dalam hati Jaisy pun gembira karena apa tujuan Aksata menggambar wajahnya jika tidak karena suka? Atau setidaknya saat senggang Aksata pernah memikirkannya.

Pintu kayu itu diketuk seseorang, suara wanita memanggil-manggil nama Aksata. Membuat dua sejoli itu harus bangkit meski Aksata memiliki masalah dengan ruang geraknya, Jaisy dengan hati-hati membangkitkan orang yang dia suka.

Pintu itu terbuka, orang yang bertamu terlihat berlinang air mata dengan keadaan yang terlihat lebih mendung dibandingkan dengan suasana Mandira. Jaisy dan Aksata saling bertatap, apa yang sebenarnya sedang terjadi?

"Tante kenapa? Ayo masuk dulu." Aksata menggeser tubuhnya agar Ibu Dafa dapat memasuki rumahnya yang sedikit berantakan.

Tangan Aksata digenggam oleh tangan seorang Ibu yang rela menabrak hujan, dingin dan terasa pilu. Meski membawa payung rintik hujan tak dapat terhindari, tubuh wanita tersebut basah, rasa lembab dan menggigil dapat diterima Aksata dengan baik.

Titimangsa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang