13. Best Enemy

178 26 15
                                    


Mandira, 5 Januari 2024

Semuanya terasa kacau, pilihan yang kita punya selalu memiliki akhir yang buruk bagi Aksata. Apa aku harus membiasakan diri melihat Aksata terlihat seperti mayat?

Kesadarannya bahkan tidak ada, selalu berbaring tanpa menyaring keadaan apa pun di sekitarnya. Aku pernah memperhatikan banyak sekali sakit selama hidup, tapi baru kali ini aku bahkan berhenti membuat harapan untuk Aksata.

Mungkin dia juga begitu, Ibunya juga begitu. Jika terlalu sakit sebaiknya Aksata beristirahat dengan tenang.

Namun, seolah sang penguasa bumi sedang terus memberinya  kehidupan tanpa kekuatan.

***

"Terapi IVIG sepertinya berhasil, punya respon yang bagus untuk terapi pada penyakit tahap krisis seperti ini," tutur dr. Satya menjelaskan sesuatu pada Ibunya.

"Akhirnya setelah empat hari kita bisa mengesampingkan pilihan trakeostomi yang harus membedah leher Aksata, dia bisa bernapas dengan masker oksigen sekarang." Penuturan itu membuat sang Ibu merasa lega, dia bisa bernapas setelah ikut merasa tersenggal di beberapa hari ke belakang.

Justru setelah semua orang hampir merelakan Aksata, dia kembali. Entah apa alasannya untuk hidup, sepertinya Aksata tak cukup punya alasan untuk bertahan.

***

"Ada pelangi di luar, kamu nggak pengen keluar?" tanya Jaisy kepada Aksata yang tidak berkutik sama sekali semenjak berbaring di sini.

"Ahhh, sakit!" suara terdengar lirih, sangau, parau dari mulut Aksata. Hampir tidak terdengar, tapi cukup untuk mengadu tentang apa yang dirasakan oleh Aksata pasca melakukan terapi IVIG.

Jaisy sengaja di sana karena tugasnya untuk membantu jika Aksata mengalami efek samping terhadap terapi yang sedang dia terima. Terutama permasalah pada pernapasan dan juga nyeri pada bagian kepala, sesederhana memberikan ibuprofen dan juga paracetamol.

***

Arya tidak mengerti atas pesan apa yang dia terima saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arya tidak mengerti atas pesan apa yang dia terima saat ini. Jika Vicky selingkuh Arya akan memakluminya, dia cantik dan punya kapabilitas tinggi untuk mempermainkan hati pria seperti boneka. Yang tak kunjung Arya mengerti adalah, kenapa harus bersama Aksata? Kenapa Aksata mau melakukan perselingkuhan diam-diam kepada sahabatnya?

Hati Arya ikut campur panas menyaksikan apa yang dia lihat. Ata yang begitu dia kagumi ternyata tidak seperti yang selama ini pikirkan, pun Arya berpikir bahwa Aksata memberikan harapan palsu terhadap dokter baik seperti Jaisy.

Titimangsa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang