Part 15

16.6K 1K 109
                                    

🌼Minta vote banyak-banyak ya, biar makin semangat nulis & updatenya. Dan jangan lupa komen yang banyak, ya. Karna komentar kalian itu bikin aku makin semangat🙈🌺

Instagram : rb_erbe
Tiktok : asupanku123
Jangan lupa follow yak🙈

.

"Jordan?" Ujar Bagas dengan perasaan tertegunnya.

"Bagas?"

Mereka berdua pun saling bertatapan, terdiam, dan ada perasaan rindu yang Bagas rasakan. Akan tetapi tatapan itu hanya berlangsung sebentar saja ketika Jordan mengerutkan keningnya lalu menarik tangan sang anak.

"Steven sini kamu!"

"Daddy cari-cari kamu, ternyata kamu di sini sama orang gila."

"Daddy, uncle is a good person, really." Ujar Steven mencoba meyakinkan kalau Bagas adalah orang yang baik.

"No! He is the most disgusting person!" Jordan berkata kalau Bagas adalah orang paling menjijikkan.

Lalu Jordan membuang es serut yang dibelikan oleh Bagas itu. "Jangan makan itu, nanti kamu tertular penyakit gila!"

"Jordan, tolong jangan bentak dia." Ujar Bagas.

"Diem Lo, begok! Bukan urusan, Lo!" Jordan kesal pada Bagas.

Jordan menatap tajam pada Bagas lalu ia pun pergi sambil menarik tangan Steven dengan kasar. Sedangkan Bagas hanya diam tak banyak bicara dan membalas perkataan si Jordan. Bagas menghela nafas panjang lalu melangkah kembali ke kantornya. Dan besok ia akan berniat untuk bertemu Steven lagi.

.

Sesuai niatnya, Bagas sedang menunggu Steven di depan sekolahnya. Tak selang lama ia menunggu, sudah banyak anak-anak yang keluar dari gerbang sekolah hendak pulang. Bagas clingak-clinguk sampai kedua manik matanya melihat Steven. Ia pun dengan cepat memanggilnya.

"Steven!" Panggil Bagas.

Steven terkejut kalau ada paman Bagas yang datang menemuinya. "Uncle!" Steven pun kemudian berlari menghampiri Bagas.

Tak lupa Steven bersaliman pada Bagas. Bagas sempat terharu, kalau Steven bisa sesopan itu.

"Hari ini Daddy tidak menjempu aku, Uncle."

"Wah, kebetulan. Nanti biar Uncle aja yang nganterin kamu pulang."

"Okey, Uncle." Ujar Steven sambil tersenyum, ia sangat mirip dengan Jordan. Dari depan, samping, maupun belakang sangat mirip, dan Bagas baru menyadarinya.

"Bagaimana kalau kita sekarang jalan-jalan ke taman kota?" Tanya Bagas.

"Taman kota? What is that, Uncle?" Steven sedikit kurang mengerti.

"Taman kota itu City Park." Ujar Bagas dan Steven mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ayo, Uncle." Ujarnya lalu tangan kecilnya menggengan tangan besar milik Bagas. Entah kenapa hati kecil Bagas tiba-tiba terenyuh. Matanya pun berkaca-kaca dan itu disadari oleh Steven.

"Why Uncle menangis?" Steven merasa khawatir melihat Bagas yang seperti hendak menangis.

Sontak Bagas langsung menghapus air matanya yang hampir saja terjatuh. "Oh, no. Uncle is just a flash in the pan." Bagas beralasan kalau ia hanya kelilipan debu.

Steven pun kemudian menghela nafas lega, ia sempat khawatir pada Bagas. "Come on, Uncle. I can't wait to go to the City Park." Ujar Steven dengan antusiasnya.

Bagas terkekeh. "Oke, oke sayang." Mereka berdua pun langsung bergegas pergi ke taman kota.

Singkat cerita Bagas dan Steven sudah berada di bawah pohon besar sambil memakan jajanan yang Bagas beli di taman kota tersebut.

SAHABAT ADALAH MAUT! SS1 & SS2 [MPREG] || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang