Part 21

15.5K 959 108
                                    

🌼Minta vote banyak-banyak ya, biar makin semangat nulis & updatenya. Dan jangan lupa komen yang banyak, ya. Karna komentar kalian itu bikin aku makin semangat🙈🌺

Gais, kalau ada typo kalian bisa bantu benerin ya dengan komentar, nanti aku bakal segera ganti.

Instagram : rb_erbe
Tiktok : asupanku123
Jangan lupa follow yak🙈

.

Bagas yang melihat itu, sontak ia berlari kembali menghampiri Jordan. Sedangkan si Jordan mengelap mulutnya yang banyak darahnya itu.

"Jordan Lo kenapa?!" Tanya Bagas dengan paniknya.

Sedangkan si Steven menangis ketakutan. "Mu-mungkin ini karena Daddy tidak makan, Uncle." Ujarnya sambil sesenggukan.

Bagas berdecak lalu membantu memapah tubuh besar milik Jordan. "Steven, cepat suruh pak sopir nyiapin mobilnya, kita bawa Daddymu ke rumah sakit."

"Oke, Uncle." Steven pun berlari keluar untuk memanggil pak sopirnya.

Dengan susah payah Bagas membantu Jordan untuk bangkit dari kasurnya. "Makanya makan!" 

"Ini pasti lambung Lo yang kenapa-napa!" Marah Bagas.

"U-udah... Biarin, mungkin gue sebentar lagi bakal mati." Ujar Jordan dengan suara lemahnya. Kepalanya kini sangat pusing setelah melihat darahnya sendiri.

Bagas terkekeh dengan mata yang berkaca-kaca, lalu ia melepaskan pegangannya pada Jordan hingga badan bongsor milik Jordan terjatuh di atas kasur. "Gila, Lo?!"

"Meskipun gue gak bisa maafin semua kesalahan Lo, tapi gue gak mau kehilangan Lo, Jor!" Bentak Bagas sambil menghapus air matanya dengan kasar.

"Semua yang Lo rasakan sekarang ini, gak sebanding dengan apa yang gue rasain selama ini!!"

"Ma-maafin g-gue, Gas..." Ujar Jordan lalu menutup matanya pingsan.

"Jor?" Bagas kemudian menepuk-nepuk pipinya, dan yap Jordan beneran pingsan.

Tak lama, Steven datang dengan pak sopirnya kemudian mereka mengangkat tubuh Jordan masuk ke dalam mobil lalu membawanya ke rumah sakit.

.

Sudah 1 jam Bagas dan Steven menunggu di luar ruangan UGD, tapi masih belum ada kabar terbaru dari dokternya. Sedangkan si Steven terus saja menangis di dalam pelukan Bagas hingga matanya bengkak. Steven benar-benar sangat takut akan terjadi sesuatu pada Daddynya.

"Apa Daddy akan baik-baik saja, Uncle?" Tanya Steven.

Bagas menghela nafas berat sambil mengelus kepala Steven. "Of course, Daddymu akan baik-baik saja."

"Aku tidak ingin kehilangan Daddy, Uncle."

"Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Daddy." Kata Steven.

Bagas kembali menghela nafas, lalu memeluk Steven dengan lebih erat lagi. 

Setelah lama menunggu, akhirnya sang dokter keluar juga dari ruang UGD. "Dengan keluarga Tuan Jordan Marcelino?"

"Ya, dok."

"Untuk sekarang keadaan Tuan Jordan masih belum dikatakan baik-baik saja. Lambungnya terluka karna tidak ada asupan makanan yang masuk. Tapi, semuanya akan membaik jika Tuan Jordan makan dengan teratur. Dan juga nanti akan pindahkan Tuan Jordan ke kamar inap."

"Baik, Dok. Terima kasih." Ujar Jordan lalu dokter itupun berjalan pergi dari hadapan Bagas dan Steven.

.

SAHABAT ADALAH MAUT! SS1 & SS2 [MPREG] || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang