Part 27

7.4K 623 49
                                    

Minta vote banyak-banyak ya, biar makin semangat nulis & updatenya. Dan jangan lupa komen yang banyak, ya. Karna komentar kalian itu bikin aku makin semangat🙈🌺

Gais, kalau ada typo kalian bisa bantu benerin ya dengan komentar, nanti aku bakal segera ganti.

Instagram : rb_erbe
Tiktok : asupanku123
Jangan lupa follow yak🙈

.

Pagi-pagi, Steven dibuat aneh dengan keadaan Daddynya. Ia terus mengguncang tubuh Daddynya itu yang tak mau bangun dan malah mendesah sambil memejamkan matanya.

Satu lagi, celana Daddynya basah. Steven mengerutkan keningnya karna ia tak tau.

"Daddy..." Steven masih mengguncang tubuh Jordan.

Steven menghela nafas jengah, lalu ia pun berteriak tepat di telinga Jordan.

"Daddy!! Get up!!!"

"Ha?!" Seketika Jordan bangun dan duduk dengan keadaan masih belum sadar sepenuhnya.

Jordan mengedip-ngedipkan matanya sambil geleng-geleng kepala.

"Ck! Steven!" Kesal Jordan.

"Daddy, are you okay?"

Jordan mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"

"Celana Daddy basah. Apakah Daddy kencing di celana?"

"Ha?!" Jordan langsung melihat celananya yang sudah basah dan lengket itu.

Jordan menutup dengan kedua tangannya. "E- e- kamu masih kecil. Sekarang kamu keluar dulu. Daddy ma-mau mandi."

"Oke, Steven sudah membawakan Daddy sarapan." Steven menunjuk piring yang sudah ia letakkan di meja dekat tempat tidur milik Jordan.

"Oke oke, thanks."

Selepas itu Steven pun keluar dari kamar Daddynya, sedangkan Jordan menepuk jidatnya.

"Anjir! Gue mimpi basah, ck!" Ujarnya lalu ia terkekeh mengingat apa yang ada dimimpinya.

"Bagas binal juga ternyata." Jordan tertawa kecil lalu bangun dari tempat tidurnya kemudian melangkah menuju kamar mandi.

Ia masih harus menggunakan alat penyangga ketika berjalan, karna kakinya masih terasa sakit.

.

Mumpung Steven masih belum masuk sekolah dan harus menemani Daddynya, Jordan menyempatkan untuk menonton televisi bersama dengan Steven di ruang tengah.

Mereka berdua sedang menonton Doraemon, kartun kesukaan Steven. Disandingi dengan camilan berupa snack dan minuman dingin.

Steven yang duduk di samping Daddynya, ia menoleh kepadanya. "Dad..."

"Hem?" Jawab Jordan dengan mata yang masih fokus pada TV sambil mengunyah snacknya.

"Tadi kenapa Daddy membuat suara desahan seperti itu? Apakah badan Daddy ada yang sakit?"

Mendengar pertanyaan dari anaknya, Jordan menelan snacknya dengan kasar.

"Sa-sayang... Kamu masih umur berapa?"

"Seven, Dad."

"Berarti kamu masih kecil dan gak boleh tau."

"Hum. Okey, Dad."

Jordan menghembuskan nafas lega, untungnya Steven anaknya gampang nurut dan bisa dibilangin.

Ting! Tong!
Suara bel rumahnya berbunyi

SAHABAT ADALAH MAUT! SS1 & SS2 [MPREG] || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang