Part 8 Ss2

1.4K 279 53
                                    

🌈Minta vote banyak-banyak ya, biar makin semangat nulis & updatenya. Dan jangan lupa komen yang banyak, ya. Karna komentar kalian itu bikin aku makin semangat🙈🌺

Gais, kalau ada typo kalian bisa bantu benerin ya dengan komentar, nanti aku bakal segera ganti.

Instagram 1 : rb_erbe
Instagram 2 : bl_series555
Tiktok : asupanku123
Jangan lupa follow yak💫

.

Tok! Tok! Tok!

"Apin, ayo salapan sayang..."

"Kamu dali kemalin belum makan sama sekali, loh..."

"..." Tak ada sahutan.

Rafa mengehela nafas berat. Lalu ia berinisiatif untuk mengambil kunci cadangan ia simpan.

Setelah mengambil kunci cadangannya, Rafa pun dengan segera membukanya.

"Apin ayo mak-"

Rafa membelalakkan matanya. "Apin!?!"

Betapa terkejutnya Rafa ketika anaknya itu tergeletak di pinggir kasurnya dengan keadaan mulut yang berbusa dan banyak bungkus obat-obatan.

"Malvin!! Hiks! Hiks! Hiks! Malvinn!!!"

Marvin dan Ziel yang mendengar jeritan Rafa itu pun langsung berlari untuk menghampirinya.

"Apa?!

Marvin terbelalak ketika melihat Apin yang sudah tak sadarkan diri dengan keadaan mulut yang berbusa itu.

"Apin!!"

"Kakak!!" Ziel panik dan takut.

Dengan segera Marvin mengecek urat nadi di pergelangan tangannya, dan betapa beruntungnya ketika masih ada denyutan.

"Gimana? Hiks! Hiks! Hiks!" Tanya Rafa.

"Masih ada denyutan." Jawab Marvin, lalu tanpa basa-basi ia pun mengangkat tubuh Apin untuk di bawa ke dalam mobilnya.

"Ziel, kamu tunggu di lumah aja. Kalau Lonal tidak jemput kamu, kamu gak usah masuk sekolah." Kata Rafa.

"Tapi, Ziel mau ikut Buna... Hiks! Hiks! Kakak Ziel gak kenapa-kenapa, kan? Hiks! Hiks!" Ujar Ziel sambil menangis sesenggukan.

"Kamu gak usah ikut, Ziel... Sudah ya, Buna mau ngantelin kakak kamu ke lumah sakit." Kata Buna Rafa. Ziel pun akhirnya mengangguk.

Singkat cerita, sesampainya di rumah sakit Apin langsung di tangani oleh para dokter dan perawat di sana.

Marvin mondar-mandir di depan pintu UGD, sedangkan si Rafa duduk sambil menangis menutupi wajahnya.

"Kok bisa?!" Kesal Marvin sambil menatap Rafa.

"Gue gak tau... Hiks! Hiks!"

"Harusnya Lo bisa ngawasi dia!"

Rafa menghela nafas kasar lalu mengusap air matanya. "Kok Lo nyalahin gue, Vin?"

Marvin mendengus lalu mengalihkan pandangannya.

"Halusnya Lo yang sadal dili! Bebelapa hali ini dia teltekan kalna Lo! Tapi Lo gak pelnah ngelti pelasaan dia!"

Marvin terkekeh sinis, lalu menatap sinis pada Rafa. "Kenapa Lo nyalahin gue sekarang?!" Ujarnya lalu melangkah pergi dari hadapan Rafa, entah mau kemana.

Rafa kesal pada suaminya itu, bisa-bisanya dia tidak bisa sadar diri atas apa yang dilakukannya pada Apin. Marvin mana tau kalau Apin menangis tiap malam, dan Rafa yang harus mendengarnya setiap malam di depan pintu kamar anaknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAHABAT ADALAH MAUT! SS1 & SS2 [MPREG] || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang