Part 31

7.5K 634 52
                                    

🌼Minta vote banyak-banyak ya, biar makin semangat nulis & updatenya. Dan jangan lupa komen yang banyak, ya. Karna komentar kalian itu bikin aku makin semangat🙈🌺

Gais, kalau ada typo kalian bisa bantu benerin ya dengan komentar, nanti aku bakal segera ganti.

Instagram 1 : rb_erbe
Instagram 2 : bl_series555
Tiktok : asupanku123
Jangan lupa follow yak🙈

.

Dokter itu tersenyum lalu menjulurkan tangannya pada Marvin. "Selamat."

Marvin mengerutkan keningnya bingung, lalu membalas jabatan tangan si Dokter itu dengan bertanya-tanya.

"Maksudnya, Dok?"

"Ya, selamat."

"Dok! Bisa buruan gak bilangnya, gak usah selamat selamat terus!" Kesal Apin sambil mencak-mencak.

Dokter itu tertawa kecil melihat bocil bogel kerdil itu mayah-mayah. Lalu si Dokter berjongkok menyamakan tingginya dengan Apin.

"Selamat bentar lagi mau bakal punya adek."

"Ha?!"

"Ha?!"

Marvin dan Apin sontak terkejut. Marvin gak habis thinking, karna kok baru sekarang Rafa bisa hamil? Padahal udah di sodok-sodok sama Marvin, kenapa baru sekarang?!! Pikirannya sedang berkecamuk.

"Ma-maksudnya istri hamil, Dok?"

"Iya, Tuan Marvin... Selamat, ya."

"Ha?" Marvin menghela nafas lalu memegang kepalanya yang tiba-tiba merasa pusing.

"Silahkan kalau Tuan Marvin ingin masuk untuk melihat Rafa. Oh ya, Rafa sudah bisa langsung pulang, tidak perlu rawat inap."

"Baik, Dok. Terimakasih."

"Ayo sayang kita masuk melihat Buna." Ujar Marvin yang hendak menggandeng tangan Apin, namun si Apin malah menunduk sedih.

"Kenapa?" Tanya Marvin.

"Kalau Buna hamil, Apin pasti di kembalikan di panti asuhan..." Ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Apin memang diadopsi sewaktu bayi, dan Apin sudah diberitahu kalau ia memang bukan anak kandungnya sendiri oleh Marvin dan Rafa. Akan tetapi, Marvin dan Rafa sudah berjanji kalau mereka akan selalu menyayangi Apin seperti anak kandungnya sendiri.

Marvin menghela nafas berat lalu berjongkok, ia mengelus kepala anaknya itu dengan tatapan hangatnya.

"Kata siapa? Hum?" Tanya Marvin.

"Apin gak mau kalau harus di kembalikan ke panti asuhan. Apin gak mau... Hiks! Hiks! Hiks!" Apin menangis sesenggukan.

"Loh loh, kok nangis..." Marvin mengusap air mata anaknya itu.

"Cup, cup, cup... Udah ya jangan nangis. Lagian siapa yang mau naruh kamu ke panti asuhan lagi?"

"Kamu itu tetap anaknya Daddy sama Buna. Daddy selalu sayang sama kamu meskipun kamu nakal." Marvin mencubit hidung Apin berniat menggodanya.

"Kamu gak boleh merasa begitu, okey?"

Apin pun mengangguk lalu memeluk Marvin dengan erat.

"Anaknya Daddy yang nakal, centil, bogel, kerdil ini gak boleh nangis lagi, okey?" Ujar Marvin lalu kembali diangguki oleh Apin.

"Yaudah, sekarang kita masuk lihat keadaan Buna." Marvin melepaskan pelukan anaknya itu lalu menggandeng tangan mungil milik Apin masuk ke dalam ruang UGD.

SAHABAT ADALAH MAUT! SS1 & SS2 [MPREG] || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang