Ini masih area 🔞 ya, jadi tolong adik-adik diharapkan mundur secara teratur dan sadar diri ya
Jungkook masih menunggu apa yang akan Jin lakukan padanya
"Jaangaaaannn itu kotor daddy,aarrggghhhh" Desah Jungkook saat tiba-tiba Jin menjulurkan lidah dan mengulum miliknya
Jungkook menengadahkan kepalanya ke belakang karena tak kuasa menahan kenikmatan yang Jin berikan pada juniornya.
Deru nafasnya tertahan, tangannya mengenggam seprei dengan kuat dan kepalanya mulai berkabut dan kewarasannya pun hilang karena menerima blow job dari Jin yang sangat nikmat dan rasa nikmat itupun semakin bertambah ketika Jin memperdalam kulumannya pada junior miliknya, jungkook mulai resah karena dia merasakan ingin pipis saat itu juga
"Daaadd,,, akuuu ingin pipisss" Racau Jungkook sambil memegang rambut Jin, agar Jin bisa menjauh dari juniornya
Namun Jin seolah tak mendengar, bahkan Jin semakin mempercepat dan menaik turunkan kepalanya dengan lidah bergerilya bebas di dalam sana, semakin membuat Jungkook merasa ledakan fantastis di dalam perut.
Saat ia benar-benar tiba, Jin mempererat kulumannya, menelan habis cairan milik Jungkook hingga tak bersisa.
Jungkook yang masih didera gelombang nikmat pelepasan memandang langit-langit kamar dengan pandangan kosong, napasnya terengah-engah, dengan keringat yang entah sejak kapan membuat tubuhnya lembab.
Tapi jin tak berhenti disitu, ia mengulum dua jarinya dan membauri dengan salivanya, lalu membawanya tepat di depan pusat tubuh Jungkook. Saat satu jari masuk dilubang miliknya, Jungkook menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, rasanya sangat sakit, tapi karena Jin melakukannya dengan lembut, perlahan rasa sakit itu hilang dan bahkan saat dua jari telah tertanam di dalam sana
Jin mengaduk-aduk tubuh Jungkook yang menggelinjang geli dan seketika Jungkook tersentak ketika ia merasakan junior milik Jin memasuki tubuhnya dengan perlahan-lahan
"Akkkkkhhhhh, sakit daadd" Rengek Jungkook
Jungkook pun menahan napas sekuat yang ia bisa saat Jin terus mendorong masuk juniornya lebih dalam lagi. Jungkook merasa tubuhnya seperti terbelah dan ini sakit sekali.
Seperti dapat merasakan apa yang sedang jungkook rasakan, Jin pun memperlakukan Jungkook dengan lembut, ia tak langsung bergerak. Jin menunggu Jungkook beradaptasi dan mencoba membuat Jungkook mengalihkan rasa sakitnya dengan berulang kali mengecup kepala, belakang leher, atau bahu Jungkook secara bergantian.
Selang beberapa waktu, Jungkook memberi kode dengan menggerakkan tubuhnya, kemudian Jin meraih tangan jungkook dan menggenggam punggung tangannya. Seiring dengan pergerakan Jin, tubuh Jungkook juga terentak di antara ranjang dan tubuh Jin dan gerakan itupun kian kuat dan keras.
Jin memasukinya dengan begitu dalam dan intens, menyentuhnya tepat di titik dimana Jungkook lupa akan rasa malunya.
"Aakkhhh,,, aakkhhh laaaggiii daadd, hhmpphh,, agghhhkk lebih dalam daadd, aagghhh,, aagghhh" Jungkook terus meracau
Desah, tamparan kulit bertemu kulit, terus bersahutan di kamar milik Jungkook dan juga isak tangis kecil di antara batas nikmat dan sakit kini bercampur aduk yang dirasakan Jungkook
Saat Jin bergerak lebih cepat, Jungkook tanpa sadar meninggikan bokongnya, meminta lebih dan lebih agar Jin kembali menyentuh satu titik kecil di dalam tubuhnya yang nyaris membuat ia gila.
"Daadddd,, aku mau keluar, aagghhh akkhhh....... aakkhhh" Racau jungkook semakin tak terkendali
Jungkook mencengkram seprai ranjang dengan brutal, tahu kalau ia tidak akan bertahan lebih lama lagi bahkan tanpa menyentuh miliknya sama sekali.
Jin menggeram saat Jungkook menjepitnya dengan kuat dan ketat, melambungkan birahi Jin lebih tinggi dari biasanya saat dia bersenggama dengan istrinya sekalipun
"Aakkhhh tunggu baby, bersama-sama, aaggkkk... Aaggkkkhh... Kau benar-benar nikmat sayang" Racau Jin
Jungkook mengangguk dan menyentuh lengan Jin yang kini melingkar di dadanya. Cubitan-cubitan kecil yang Jin layangkan di puncak dada Jungkook membuat Jungkook semakin tidak bisa menahan hasratnya untuk segera tiba.
Bersamaan dengan Jungkook yang menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan melepaskan muatan tubuhnya di seprai, Jin pun juga demikian. la melesakkan tubuhnya dalam-dalam dengan erangan tertahan, keluar begitu banyak di dalam sana, sampai jungkook merasakan penuh pada perutnya
Kini hanya terdengar suara deru napas yang saling berlomba. Kulit licin yang berkeringat saling bertemu, membelit dengan pelukan erat dan juga kecupan di semua bagian wajah jungkook
"Terima kasih baby, kau sungguh nikmat" Bisik Jin
Di tengah-tengah tubuhnya yang terasa ringan, Jungkook tersenyum lemah. Jungkook terbuai dengan kalimat manis dan saat ini, dia merasa seperti sangat dicintai oleh tuannya.
"Beristirahatlah baby, kau pasti lelah, besok kau tidak perlu mengurus taetae karena aku dan jisoo akan pergi membawa taetae kerumah orang tuaku, jadi ambillah waktumu untuk beristirahat" Bisik lembut jin lalu mencium kembali seluruh wajahnya Jungkook
"Aku harus kembali ke kamar, mungkin jisoo sebentar lagi akan bangun" Lanjut jin sambil mengelus pipi jungkook dan kemudian turun dari ranjang dan meninggalkan Jungkook sendiri di kamar nya
"Jungkook kenapa kau bodoh sekali, seharusnya kau sadar diri bahwa dia sudah memiliki keluarga, kau jahat Jungkook, kau menghianati nyonya jisoo dan taetae yang sangat baik dan menyayangimu" Gumam jungkook sambil menangis dan memeluk erat tubuhnya saat ini yang masih polos tanpa sehelai benangpun
Pagi harinya Jungkook tidak keluar kamar karena dia yakin pasti dia tidak akan sanggup melihat kemesraan tuan dan nyonya nya setelah apa yang telah dia lakukan dengan tuannya
"Mama, papa, kenapa kookie tidak ikut dengan kita? " Tanya taetae saat mereka ingin pergi ke tempat keluarga Jin
"Karena kita akan kerumah opa sayang, jadi biarkan kookie beristirahat hari ini, kalau kita jalan-jalan pasti kita akan mengajak kookie, iya kan pa? " Ucap jisoo meminta persetujuan dari suaminya
"Iya sayang, lagian kasian kookie jika harus ikut ketempat opa, jadi biarkan kookie istirahat hari ini" Lanjut Jin
"Tapi kenapa kookie tidak mengantarkan aku ke dalam mobil seperti biasanya? " Tanya bocah itu
"Mungkin Kookie sedang kurang sehat jadi dia tidak bisa mengantarkan taetae ke mobil" Jawab Jin
"Kookie sakit? Kenapa kau tidak mengatakan padaku sayang? " Ucap jisoo cemas
"Aku bilang mungkin sayang" Ucap Jin lalu mencium lembut bibir istrinya
"kita sudah terlambat, ayo masuk ke mobil dan kita berangkat" Lanjut Jin
Keluarga bahagia itupun pergi meninggalkan rumah dengan bahagia, sementara ada seseorang yang melihat kepergian mereka dengan berlinangan air mata dan memeluk erat tubuhnya sendiri sambil meratapi kebodohannya semalam dari balik jendela kamarnya
.
.
.
.
.
.
.
______________________________________
TBCHari ini double up ya, mumpung lagi senggang dan akhirnya seasons keempat selesai
Tuhkan kookie ngeyel sih kalau dibilangin, kan jadi sakit hati sendiri liat 🥺
Kalau udah ngak sanggup lagi, angkat bendera putih aja ya kookie, run aja deh run daripada nanti lebih sakit 😢
Yang mau peluk kookie dari jauh dipersilahkan ya 🥺😢Sampai jumpa di seasons selanjutnya, byebye 👋👋
Kamis, 29 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
one shoot jinkook
DiversosBook ini berisi kisah one shoot tentang jinkook. setiap judul ada satu sampai sepuluh seasons aja. Mungkin dibeberapa bagian ada mengandung 🔞 jadi mohon kesadaran bagi yang belum bisa berpikir bijak dan belum masuk usia legal, diharapkan jangan d...