LHR| 32 Option

85 19 2
                                    

Tangan Keisha mengerat keras, matanya tampak tajam melihat liputan penangkapan mantan suaminya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Keisha mengerat keras, matanya tampak tajam melihat liputan penangkapan mantan suaminya sendiri. Satu hal yang tidak ia duga akan sejauh ini skandal ini merebak. Orang-orang diluar sana berkata ia beruntung karena menceraikan Alden di waktu yang tepat. Satu hal yang mereka tidak tahu  Alden ah yang menceraikannya, satu lagi, iia tak merasa tenang, rasanya ada yang salah dari semua ini.

"Gue ga nyangka bakal separah ini dampaknya," komentar Anya yang juga tampak ikut berduka.

"Kenapa bisa kaya gini, Kev? Pengacara AM Group se-nggak becus itu ya?"

"Berarti yang melaporkan lebih sat-set Kei."

"Ya tapi pihak AM Group juga gak becus gimana bisa mereka gerak lambat di situasi kemarin, atau memang ini disengaja? Mereka memang mau nyingkirin keluarga Om Arnold? Gue merasa bersalah, gue harusnya bisa bantu."

Anya berdiri menghampiri Keisha sembari menggeleng keras, "Nggak bisa begitu juga Kei, lo ingin Candrakanta terseret juga? Perceraian kemarin udah jalan yang benar."

"Gue gak sepicik mereka Nya, gimana pun juga keluarga Om Arnold pernah jadi keluarga gue, harusnya gue masih bisa tolong tapi gue terlambat."

"Apa iya semua sudah terlambat? Gue rasa belum," Kevin menginterupsi perdebatan kekasih dan sahabatnya itu. Ia pun ikut mendekat berdiri di tengah mereka berdiri dengan salah satu tangannya menopang dagu. Sedang Keisha menatap aneh pada Kevin yang menunjukkan pose jumawanya itu seolah ia telah melakukan sebuah hal besar yang heroik sampai pada satu titik ia mulai menyadarinya. Betapa bodohnya dia.

"Lo ga cabut itu juga?"

"Saham rahasia lo di Link TV masih ada, kita belum terlambat, mantan tersayang lo itu masih ada kesempatan."

"Wait guys, gue gak terlalu paham tapi, ini aman? Kamu mau bertaruh untuk ini Kev?"

"I will do my best, dan aku percaya diri soal itu, ku memang gak terlalu suka sama Alden, tapi aku jauh lebih gak suka dengan pembegalan kekuasaan dengan cara ilegal, mereka akan gue seret satu per satu ke tempat yang semestinya."

Anya yang awalnya tak habis pikir dengan kenekatan Kevin kini terkekeh sembari melirik Keisha, "Si maniak hukum yang gila mulai beraksi." Keisha pun mengapresiasi langkah cerdas Kevin dengan menepuk-nepuk pundak lelaki itu sedang Anya memberinya kecup pipi yang membuat Kevin tersenyum bangga. Anya tak habis pikir lelaki gila, kaku, culas, kikir, keras kepala, dan anti romantis namun berhati bersih dan cerdas ini benar-benar miliknya, betapa beruntungnya.

***

"Gue udah kumpulkan semuanya, akan gue serahkan saat lo perintahkan." Alden yang duduk berseberangan di hadapan Arvin mengangguk. Arvin sejak tadi terus menunduk, ternyata nalurinya sebagai Kakak masih sebesar itu. Ia bisa lantang di hadapan Ardella tapi ia benar-benar kalah kala melihat adik semata wayangnya yang sejak dulu ia rawat dan ia ajak bermain bersamanya memakai rompi orange dengan keadaan mulai kurus dan tak terawat. Tak pernah ada di bayangannya akan menghadapi Alden yang seperti ini.

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang