LHR| 28 Jauh

126 19 5
                                    

Sekitar lima hari berlalu, Keisha menemukan Alden yang pulang ke rumah di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar lima hari berlalu, Keisha menemukan Alden yang pulang ke rumah di pagi hari. Selama lima hari itu pula Alden tak pernah muncul dihadapan Keisha bahkan segala urusan kantornya pun diserahkan pada orang lain. Semua pesan-pesannya tak ada satu pun yang terbalas. Hanya berakhir terbaca.

Pagi itu, saat Keisha baru saja selesai dengan sarapannya dan bersiap ke kantor ia dapati Alden yang memasuki rumah dengan tampilan tak rapi. Keisha hanya melirik pergerakan Alden. Tak ada interaksi apapun di antara mereka. Alden yang sibuk melepas sepatu dan menaruh baju kotor di ruang laundry begitupun Keisha yang sibuk mengambil tas dan kunci mobilnya.

Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Alden, ntah penjelasan atau nyinyiran yang biasanya rajin keluar tiap berpapasan dengan Keisha. Lelaki itu tanpa nelihatnya melengos ke atas, masuk ke kamarnya.

Begitupun Keisha pergi keluar rumah tanpa pamit tanpa melihat lelaki itu lagi.

***

Keisha merenung seharian dibalik meja kerjanya. Segala spekulasi terangkai di otaknya. Alden yang tiba-tiba kembali dari villanya menemui Hara, lalu setelahnya tidak pernah muncul. Apalagi, pasti Alden bersama gadis itu kan?

Apa yang mereka lakukan sampai tak terlihat di manapun berhari-hari.

"Lo kelihatan serius tapi ga juga serius, alias pikiran lo kemana-mana bukan ke kerjaan."

Keisha dapati Kevin yang sudah duduk dihadapannya. Duduk menyilangkan kaki dan melipat lengan.

"Ngapain lo di ruangan gue, Anya gak di sini."

"Gue di sini mau ketemu lo." Melihat wajah penuh tanya Keisha, Kevin kembali berbicara, "Anya bilang belakangan ini lo kelihatan ga fokus, dan ya ternyata benar, dengan mata kepala gue sendiri gue bisa lihat lo ga fokus."

Sejak Alden pulang dengan segala kediamannya, mereka tetap tinggal satu rumah dengan dingin. Dan itu entah bagaimana mengganggu pikiran Keisha, sangat mengganggu. Jujur saja Keisha sedang sangat risau mengartikan segala hal yang kini dirasakannya. Ia takut, takut kalau kenyataan yang tidak diinginkannya terjadi.

"Kev, gue izin dulu untuk hari ini."

***

Keisha membawa mobilnya tak tentu arah, tak ada satu tempat pasti yang ditujunya. Hanya berputar mencoba menenangkan isi pikirannya yang kusut. Tapi pada akhirnya hanya hampa yang ia temukan. Langit sudah sangat gelap, tidak lama hujan mulai turun awalnya hanya rintik lalu akhirnya deras. Jalanan yang awalnya ramai mulai sepi. Para pengendara mulai menepi, mengalah pada deras hujan. 

Saat lampu merah menyala, ia menghentikan mobilnya, ia lihat sepasang kakek nenek yang dinaungi payungmbercorak kembang biru melintas di hadapannya. Mereka tak lagi tampak bersinar, mereka telah layu, tapi mereka tampak hangat bersama dlam satu payung melintasi hujan.

Diam-diam Keisha iri, sangat amat iri. Ia mungkin terlihat jauh lebih bersinar dibanding sepasang lansia itu, ia masih muda, rupawan dan berpunya. Tapi ia tak hangat, ia dingin, ia sepi.

Sudut hatinya dengan jujur menginginkan seseorang yang akan memayunginya dengan sabar kala hujan terlalu deras, tapi ia sudah terlalu letih untuk melangkah lebih cepat. Ia mendambakannya.

Entah ia akan memilikinya suatu saat nanti atau tidak sama sekali. Ia telah menghabiskan waktunya hanya untuk perusahaan, ia telah menghabiskan perasaanya hanya untuk kedudukan.

Entah, apa masih sempat untuknya.

"Hal paling mahal yang gue gak bisa dapatkan."

***

Saat matahari sudah mulai terbenam, baru saat itulah Keisha sampai di kediamannya. Ia sudah menghabiskan dua batang pada indikator bahan bakarnya. Rasanya sudah cukup untuknya menenangkan diri. Ia sudah cukup lelah dan ingin sekali istirahat saat ini.

Sesaat setelah ia menutup pintu mobil, Alden baru saja keluar dari rumah dengan penampilan kasual. Tatapan mereka bertemu namun mereka tetap diam. Banyak yang ingin Keisha tanyakan, kemana dia hari itu? Apa yang ia lakukan? Apa ia benar-benar bersama Hara? Lalu mengapa menghilang?

Dan mengapa kini sangat jauh?

"Secepatnya kita harus mulai mengurus perceraian kita."

Keisha mengerjapkan mata, terkejut dengan kalimat pertama yang ia dengar setelah berhari-hari tak berinteraksi dengan Alden. Dingin sekali.

"Tiba-tiba?"

"Kita sudah merencanakannya sejak awal."

"Sejak awal kita merencanakannya setahun lagi." Alden memutus kontak matanya, membuang pandang dari Keisha. Sedang Keisha masih menatap alden tajam. Tak habis pikir dengan jalan pikiran Alden yang sangat ceroboh. Setahun waktu yang sangat pas, mengapa harus dipercepat dan pada akhirnya akan menimbulkan kekacauan, urusan mereka masih banyak yang belum selesai.

"Aku sedang memiliki hubungan dengan Hara."

"Sebelumnya juga kamu sudah memiliki hubungan dengan beberapa wanita selama pernikahan ini," cecar Keisha yang kini melangkah mendekat, "Jangan merusak rencana Alden, bukan hanya perusahaan kamu yang ingin diselamatkan."

"Aku akan memastikan perusahaan kamu aman, aku akan memastikan segalanya baik-baik saja, kalau pun ada yang harus bertanggung jawab, aku akan bertanggung jawab atas segalanya."

Keisha masih berusaha menangkat tatap alden, namun lelaki itu terus membuang pandang, mencari maksud dari tatap lelaki itu. namun pada akhirnya Keisha menyerah, ia hembuskan napas berat melepas segala lelah yang sudah ia tanggung berhari-hari. Semua risaunya terjawab.

"Kamu benar-benar mencintai dia."

Beberapa kali kelewatan update nih, maaf ya karena sibuk pekerjaan :(

Maaf agak pendek part kali ini, disempetin juga ini nulisnya :)

Enjoy :D

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang