LHR| 33 Diary

86 20 3
                                    

Keisha membuka ruangan yang sudah beberapa bulan terakhir tak lagi ia sambangi, tempat yang selalu ia yakini bukanlah sebuah rumah yang perlu ia rindukan, hanya tempat singgah selama menjadi istri Alden tapi kini entah mengapa ada rasa membuncah s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keisha membuka ruangan yang sudah beberapa bulan terakhir tak lagi ia sambangi, tempat yang selalu ia yakini bukanlah sebuah rumah yang perlu ia rindukan, hanya tempat singgah selama menjadi istri Alden tapi kini entah mengapa ada rasa membuncah saat melihat ruangan ini lagi.

"Laki-laki bodoh itu benar-benar tidak perduli dengan rumah ini lagi ya? Bahkan gue bisa dengan mudah masuk, harusnya ia titip pesan ke satpam buat ga bolehin orang asing entah siapapun itu masuk, ck benar-benar ceroboh."

Keisha melangkah masuk memeriksa tiap berkas yang tersusun rapi pada rak-rak kayu. Satu per satu ia mempelajari setiap dokumen yang ia dapati. Setiap hal janggal akan ia sisihkan dan ia simpan pada box yang sudah ia siapkan.

Ketukan pintu mengalihkan atensi Keisha yang penampilannya sudah cukup sembrawut, "Bibi?"

"Non Keisha ini saya bawakan makan malam ya." Ah tak terasa sudah malam ternyata, Keisha melirik seisi ruangan sudah lebih dari setengah isi rak ia periksa. Waktu telah berjalan cukup lama.

"Bibi masih di sini?"

"Saya paling ke sini tiap pagi, tapi tadi bapak satpam kabarin saya kalau Non Keisha pulang jadi saya ke sini."

Pulang? Apa ada kata pulang untuk istri yang sudah dicerai kembali ke rumah suaminya?

"Tuan Alden juga akan pulang kan Non?"

Keisha hanya tersenyum kecut, ia pun tak tahu apa lelaki itu masih bisa pulang?

"Non mau bantuin Tuan Alden kan? Saya yang udah ngurus Tuan dari kecil, walau agak bandel tapi saya yakin Tuan Alden gak jahat Non."

"Bi apa selama saya gak di sini ada yang ke ruangan ini?"

Bibi menggeleng, "Sejak Non pergi Tuan Alden jarang ke sini, paling seminggu sekali itu pun mengurung diri di ruangan ini,"

"Gak ada siapapun yang dibawanya pulang ke sini?"

"Tuan Alden selalu pulang sendiri Non, dan tidak ada siapapun yang masuk ke ruangan ini, Non tahu sendiri Tuan selalu melarang siapapun masuk ke ruangan ini kecuali kita berdua kan Non."

Bibi pun undur diri karena akan bersiap pulang, Keisha kembali sendiri di rumah itu. Malam semakin hening hanya detik jam dan desing pendingin ruangan yang menemani. Sudah hampi seluruh berkas ia periksa bahkan ia sudah membuka komputer pribadi Alden namun belum menemukan bukti kuat yang ia cari.  Matanya sudah sangat lelah, otaknya pun sudah ingin meledak ia lemparkan tubuhnya pada sandaran kursi sembari memejamkan mata sejenak.

Tanpa sengaja saat membuka mata pertama kali tatapannya jatuh pada ujung meja. Ia raih sesuatu yang menarik perhatiannya itu. Ingat sekali  Alden begitu sensitif dengan benda ini, ia akan mengomel bila seseorang menyentuh kotak musik itu adalah souvenir tua yang dulu ia beli saat di sekolah di luar negeri. 

"Jangan sentuh kotak musik gue, ini tuh usianya udah tua jadi takut rusak kalau sembarangan dipegang-pegang."

"Ya kalau udah tua dibuanglah."

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang