LHR | 21 Oleh-Oleh

129 19 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gini nih namanya temen balik liburan bawa oleh-oleh," seru Anya yang masih sibuk memilah isi koper kecil Keisha yang khas sekali dipenuhi stiker berlambang grup idol favoritnya serta wajah beberapa membernya. Keisha sengaja membawanya ke kantor agar Anya maupun Kevin bisa memilih oleh-oleh yang ia bawa dengan leluasa. Masalah karyawan lain ia sudah meminta customer service-nya untuk membagi tujuh koper ke setiap divisi.

"Lo kok bisa bawa sebanyak ini? Kok bisa lolos dari imigrasi?" tanya Kevin menyelidik, ia masih berdiri bersandar di samping meja kerja Keisha, terlihat tak terlalu seantusias Anya. Keisha hanya melirik lelaki itu lalu menyeringai. Melihat ekspresi Keisha, Kevin paham, apalagi kalau bukan uang yang turun tangan. Lelaki itu menyedekapkan lengannya seraya berdecak sinis, "Dasar kapitalis!"

Keisha sendiri sudah tak begitu terkejut dengan respon tajam Kevin, ia tahu sahabatnya yang sangat berintegritas itu tentu paling tak suka dengan hal-hal seperti ini. Lelaki itu terlalu lurus, sangking lurusnya kadang Keisha merasa kasihan pada lelaki itu karena memiliki kekasih semodel Anya, entah berapa kali lelaki itu harus memaklumi berbagai tingkah Anya yang menerobos prinsip luhur yang Kevin pegang teguh, cinta buta itu benar-benar nyata sahabat.

"Udah si Kev, biasa ae," celetuk Anya membuat Kevin makin melengos, di lingkar persahabatan ini ternyata Kevin sendirian.

"Gue balik ke kantor gue dulu, ada pengacara baru yang harus gue urus."

Anya dan Keisha hanya saling lempar pandang lalu mengedikkan bahu saat pintu kantor Keisha meninggalkan debum kecil.

"Laki lo tuh," celetuk Keisha asal.

"Laki, laki, lima hari bareng Alden ketularan mulut serampangan Alden lo?"  Anya kembali tampak sibuk dengan oleh-olehnya, tak lupa menyisihkan untuk sang kekasihnya yang sedang merajuk itu. Anya tahu Kevin tak benar-benar marah, mana bisa lelaki itu marah lama-lama, kan sudah jadi bucinnya Anya dan babunya Keisha, bisa apa lelaki itu selain bersabar, kurang ajar ga si Anya?

"Oh ya, gimana perkembangan rencana kita?" Anya terdiam mendengar pertanyaan Keisha.

"Lo sendiri udah benar-benar yakin bakal lakuin itu?" tanya Anya balik sembari menatap Keisha penuh selidik.

Keisha tercenung dengan tatap ragu, ia palingkan wajahnya ke arah jendela besar dibalik meja kerjanya. Melihat lalu lalang kendaraan dari atas. Ia sendiri masih sedikit ragu dengan segala rencananya. Apa ia harus sejauh ini? Hanya untuk seorang Alden?

--o--

Alden sontak melambaikan tangannya saat melihat keberadaan Hara di sudut kafe dekat kantornya. Ia memang sengaja membuat janji temu dengan gadis itu. Ia kan sudah janji mau belikan oleh-oleh. Namun Alden sedikit bingung saat langkahnya sudah mendekati Hara. Bagaimana tak bingung saat melihat tampilan kacau gadis itu, kantung mata tebalnya itu menarik atensi Alden.

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang