LHR | 12 Wali Murid

216 31 8
                                    

Keisha cukup bersyukur tadi ia dan Alden pergi terpisah dengan membawa mobil masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keisha cukup bersyukur tadi ia dan Alden pergi terpisah dengan membawa mobil masing-masing. Jadi sekarang ia bisa langsung membawa Audi kesayangannya ke arah SMA Bakti yang menjadi tujuannya. Berilah tepuk tangan meriah untuk kemampuan menyetir Keisha yang bisa mengendarai mobil dari kantor Hara ke SMA Bakti yang harusnya memakan waktu tiga puluh menit namun mampu Keisha ringkas menjadi dua puluh menit, lumayan kan? Udah bisa ikut F1 belum?

Keisha tampak meneliti bangunan megah SMA Bakti saat mobilnya mulai memasuki area sekolah itu. Ternyata bukan sekolah orang biasa, tempat semegah ini pasti berisi anak artis, pejabat dan pengusaha sukses. Bahkan mereka memiliki tempat parkir khusus mobil yang cukup luas dan dipenuhi mobil-mobil dengan harga yang tak murah. Keisha mulai overthingking, mobil sebanyak ini, yang udah kaya show room mobil bukan mobil para guru saja kan yang parkir? Apa mungkin para murid zaman sekarang sudah diperbolehkan menyetir? Wah kalau iya berarti enak banget dong anak zaman sekarang, dulu zaman Keisha mau naik motor saja parkirnya harus sekitar sepuluh meter dari sekolah, agar tidak ketahuan guru BP, terus kabur-kaburan sama polisi kalau lagi musim tilang, suka-duka masa putih abu-abu banget.

Setelah memastikan mobilnya terparkir, Keisha langsung melangkahkan kakinya ke ruang BP setelah sebelumnya bertanya letak ruangannya pada satpam di pos depan. Katakan selamat pada siswa bernama Tristan yang sudah membuatnya harus serepot ini setelah menerima telepon dari pihak sekolah bahwa bocah itu terlibat masalah di sekolah sehingga harus datang wali murid. 

Hah! Memangnya sebesar apa masalahnya sampai harus bawa wali segala! Habis tawuran si Tristan? Mengingat tubuh Tristan membuat Keisha terkekeh, mana mungkin cowok lembek itu ikut tawuran, dilabrak cewek aja pasrah menerima tanpa perlawanan. Tipe cowok cemen!

Saat sampai di ruang BP Keisha disambut hangat oleh seorang guru muda cantik yang duduk di antara beberapa anak yang tampak bonyok sana-sini terlihat seperti preman pasar dibanding siswa SMA. Tak beda jauh dengan Tristan yang Keisha lihat duduk di sofa paling pojok.

--o--

"Lo berhutang lagi nih sama gue,"celetuk Keisha sembari berjalan menuju tempat mobilnya diparkirkan diikuti Tristan yang sudah membawa tas, anak itu akhirnya di-skors bersama teman-teman lainnya yang tadi berada di ruangan yang sama.

Tristan melirik Keisha yang sibuk memutar kunci mobilnya, tiba-tiba Keisha berhenti dan memutar tubuhnya lalu bersedekap. Tristan otomatis ikut berhenti dan menunggu tingkah apalagi yang mau Keisha pertontonkan.

"Lo buat masalah apa sih? Tadi itu beda lagi sama yang kemarin buli lo, lo banyak banget ya musuhnya? Terus cewek tadi siapa?" tanya Keisha sembari meneliti penampilan Tristan yang menurutnya menyedihkan. Awalnya ia kira yang membuat masalah dengan Tristan adalah sekumpulan remaja yang tempo hari membuli anak itu, tapi tadi malah orang lain yang muncul, dan lagi ada seorang gadis yang katanya menjadi alasan perkelahian itu timbul.

Diam-diam Keisha tersenyum, "Walau mulut lo sebelas-dua belas sama emak-emak nyinyir, tapi tetap aja lo itu hanyalah seorang pemuda baru puber, gebetan ya?" goda Keisha, Tristan memandang Keisha aneh karena kini Keisha memandangnya dengan ekspresi yang menurut Tristan sangat menyebalkan. Tristan sedikit menyesal memberi nomor Keisha saat gurunya meminta. Tristan tidak tega menyuruh Bunda Kasih untuk datang ke sekolahnya yang cukup jauh dari panti, terpaksa ia memanggil cewek bar-bar di hadapannya kini.

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang