LHR | 17 Lagu Spesial

121 16 0
                                    

Alden baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tentu saja ia habis mandi sambil memeriksa gorden yang baru dipasang petugas hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alden baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tentu saja ia habis mandi sambil memeriksa gorden yang baru dipasang petugas hotel. Saat melirik ke arah kasur ia melihat Keisha yang tertidur telungkup. Alden mendekatinya. Saat itu Alden melihat wajah nyenyak Keisha teramat nyenyak malah, istrinya itu tidur dengan sangat damai. Alden sempat terkekeh saat terlintas di pikirannya, betapa bawelnya Keisha seharian ini, apa karena kelelahan yang membuat istrinya itu senyenyak sekarang tidurnya. Mata Alden bergulir melirik balkon yang menggelap, sudah waktunya jam makan malam, bahkan Keisha belum mandi sejak mereka sampai tadi.

"Oi bangun oi!" Alden menggoyangkan lengan Keisha berkali-kali. Tapi Keisha hanya melenguh lalu berusaha menepis tangan Alden.

"Ealah ni bocah susah banget dibangunin, udah malem oi, makan, ntar maag lo kambuh woii." Alden masih berusaha membangunkan Keisha yang direspon Keisha dengan menggulingkan badannya menjauhi Alden.

Alden berdecak melihat respon Keisha, sempat terlintas di benaknya untuk menyiram wajah Keisha saat matanya tak sengaja melirik botol mineral di nakas. Tapi dibanding itu ia memilih cara lain yang menurutnya lebih ampuh dan lebih asik.

"Gak mau bangun hm? Aku laper lho, kita belum makan malem nih, mau kamu aja yang aku makan?" bisik Alden tepat di samping wajah Keisha tangannya mengusap-usap pipi Keisha.

Merasa napas hangat yang menerpa wajahnya membuat Keisha perlahan mengerjapkan netranya. Alarm bawah sadarnya begitu sensitif memindai keadaan bahaya. Matanya sontak terbelalak saat mendapati seringaian Alden tepat di depan wajahnya, beberapa tetes air jatuh dari ujung rambut Alden yang baru saja keramas. Keisha menelan ludah berat.

Alden semakin melebarkan senyumnya saat melihat rona merah yang mulai menjalar dari pipi sampai kuping Keisha, lucu pikirnya. Sadar keadaan bahaya, refleks Keisha menampar wajah Alden memang tak sekuat tenaga karena Keisha yang belum sepenuhnya sadar tapi bunyian 'plak' yang terdengar, cukup membuktikan tamparan itu sakit juga.

"Njir sakit!"

"Kasar banget cangkemya."

Alden hanya mendelik tajam pada Keisha, "Bisa kena pidana lo ngomong gitu, kalau gue merasa keberatan, bisa kena pasal penghinaan belum lago tadi lo terlalu dekat bisa kena pasal pelecehan, tanya Kevin kalau ga percaya," ujar Keisha dengan raut sok serius.

"Au ah, siap-siap lo kita makan malam!" Keisha melirik balkon, benar saja hari sudah tak seterang saat ia tadi mulai terkantuk-kantuk, ia ketiduran lama juga. Lalu gadis itu melirik Alden yang membongkar tasnya mungkin mencari dompet.

"Tungguin woi gue mandi dulu woi!"

"Wai woi wai woi, emang kita keluarga wota?" gerutu Alden tanpa sadar dia duluan yang pakai kata-kata seperti itu.

--o--

Suasana restoran di hotel yang diinapi Alden-Keisha cukup ramai malam ini. Mereka sedang mengadakan live music, siapapun bisa request lagu pilihan mereka bahkan bisa menjadi sukarelawan untuk menyanyi di atas panggung kecil di area depan resto.

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang