Bab 2 : Aku Senang Bertemu denganmu

47 13 0
                                    

"Masih di toko buku tua"

Setelah bertukar kabar, keheningan merambat di antara mereka. Suasana toko buku tua itu terasa semakin lengang. Seolah-olah seluruh dunia di luar sana tidak lagi ada, hanya ada mereka berdua, terjebak di dalam ruang yang dibatasi oleh rak-rak buku yang bisu. Telihat Langit-langit tinggi, dengan lampu-lampu kuning hangat yang menggantung, memancarkan cahaya lembut yang menenangkan. Namun didalam hati Sarah saat ini sepertinya tak bisa tenang sama sekali.

Sarah tanpa sadar menggigit bibirnya. Di dalam kepalanya, sedang berputar-putar sejuta pertanyaan.

Mengapa Armand tiba-tiba muncul di sini? Apa yang sedang ia rasakan dan pikirkan saat ini? Namun, bibirnya terlalu berat untuk mengeluarkan kata-kata itu. Perasaan yang berkecamuk di dadanya terasa sulit untuk diungkapkan.

Sarah mencoba membuka obrolan ringan, mencari celah di antara keheningan yang tak nyaman ini.

"Jadi... sedang apa kamu di sini?"

Armand tersenyum tipis, tatapannya masih tertuju pada Sarah, seolah-olah ingin menangkap setiap detik yang berlalu.

"Hanya mampir," jawabnya dengan santai.

Namun, matanya berkata lain. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar 'mampir'.

Armand terus memandangi Sarah dengan tatapan yang begitu dalam hingga membuat Sarah merasa begitu canggung.

Sarah menundukkan pandangannya, mencoba menghindari tatapan Armand yang seolah ingin menembus hingga ke dalam jiwanya.
Namun, detik berikutnya, Sarah kembali mengangkat kepala, menatap Armand. Kini keduanya saling berpandangan lagi.

Seakan ada magnet yang tak terlihat, menarik mereka untuk lebih dekat, tetapi sesuatu yang tak tampak menahan mereka untuk tetap pada tempatnya.

Dalam hati, keduanya kini bergulat dengan perasaan yang sama-kerinduan yang begitu mendalam, namun dinding tak terlihat masih menjadi pembatas. Mungkin itu masa lalu yang tak pernah selesai, atau mungkin ketakutan akan apa yang bisa terjadi jika mereka melangkah lebih jauh lagi.

Keheningan itu semakin memanjang, hanya sesekali terputus oleh suara samar halaman buku yang dibalik seseorang di sudut toko. Namun, di antara Sarah dan Armand, keheningan itu terasa berbicara lebih banyak daripada kata-kata yang pernah terucap. Mereka sama-sama tahu bahwa ada yang masih tersisa di antara mereka, namun tak ada yang berani memulai.

"Sarah..." Armand memecah kesunyian, suaranya nyaris berbisik.

Sarah menatapnya, matanya penuh harap, namun juga was-was.

Armand tersenyum getir, seolah tahu apa yang ingin ia katakan, tetapi memilih untuk tidak mengucapkannya.

"Aku... senang bisa bertemu denganmu lagi," katanya akhirnya.

Sarah hanya mengangguk, tidak mampu berkata-kata. Hatinya berkecamuk, ingin mengatakan sesuatu yang lebih, tapi seolah tak sanggup.

Keheningan kembali lagi datang menyelimuti, mereka hanya berdiri di sana, terjebak di antara masa lalu dan masa kini, di toko buku tua itu. Ada batas tak terlihat yang menghalangi mereka, dan keduanya tak kuasa untuk melampauinya. Meski begitu, di dalam hati, kerinduan itu tetap bergemuruh, menunggu saat yang tepat untuk diungkapkan.

Hi...pembaca jangan lupa vote ya biar semangat nih...komen juga kalo ada typo biar bisa aku revisi makasih😘

Labirin Cinta dan Rahasia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang