Bab 19: Aku Tersesat

14 6 0
                                    

Follow dulu yuks...

Malam itu, Sarah duduk di sofa, menyaksikan Armand yang sibuk dengan laptopnya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan, dan Sarah seharusnya sudah pulang sejak beberapa jam lalu. Tapi entah kenapa, ia merasa ingin tetap tinggal, meski pikirannya melayang ke Raka, suaminya. Raka, yang selalu penuh pengertian, tak pernah mempermasalahkan keterlambatan Sarah. Namun, kali ini Sarah merasakan sesuatu yang berbeda. Ada sedikit rasa bersalah yang menyelinap di hatinya.

"Aku kupaskan beberapa buah untuk kamu, biar kamu bisa terus semangat bekerja," kata Sarah sambil tersenyum dan mengambil apel dari meja. Armand hanya tersenyum samar, matanya masih terpaku pada layar laptop yang dipenuhi angka dan laporan. Dia sedang menyelesaikan sebuah masalah di salah satu cabang perusahaannya.

Sarah duduk di sebelah Armand, lalu mengulurkan potongan apel ke mulut pria itu. Tanpa melepaskan pandangan dari laptopnya, Armand menerima suapan itu. Wajah tampan Armand tampak serius, berkonsentrasi penuh pada pekerjaan yang harus diselesaikan. Sarah menatapnya, mengagumi setiap lekukan wajah Armand yang begitu menawan di bawah cahaya lampu ruangan. Ada sesuatu yang membuatnya tak bisa berhenti memandangi pria itu.

Armand akhirnya menyadari tatapan Sarah. Dia melirik ke arah Sarah, lalu tersenyum simpul.

"Maaf ya, aku malah sibuk sendiri dengan laptop ini. Aku akan selesaikan secepat mungkin, sayang," katanya sambil menutup laptopnya sebentar. "Kalau kamu lelah, tiduran dulu saja."

Sarah tersenyum tipis dan menjawab santai, "Tidak masalah. Aku akan menemani kamu bekerja."

Meski sebenarnya ada kelelahan yang terasa di tubuhnya, Sarah memilih untuk bertahan. Entah kenapa, dia ingin tetap berada di sisi Armand.

Tiba-tiba, Armand mendekat. Wajahnya mendekat ke arah Sarah yang sedang mengunyah potongan apel, bibirnya menyentuh bagian apel yang masih tersisa di mulut Sarah. Sentuhan itu mengejutkan Sarah. Jantungnya berdebar kencang, tubuhnya mematung.

Namun, Armand tidak berhenti di situ. Dia semakin mendekat, bibirnya menyentuh lembut bibir Sarah, menyapu apel yang tersisa. Ciuman yang dimulai dengan sederhana itu berubah menjadi dalam dan penuh gairah. Sarah merasakan napas Armand yang semakin cepat, namun pria itu tetap lembut, seolah menjaga agar momen ini tetap terasa istimewa.

Untuk sesaat, Sarah terhanyut dalam ciuman itu. Ada perasaan hangat yang menyebar di dadanya, melupakan sejenak statusnya sebagai istri Raka. Di satu sisi, ia tahu apa yang ia lakukan salah. Ada suara kecil dalam dirinya yang berteriak, mengingatkan bahwa ia telah bersumpah setia kepada Raka. Namun, di sisi lain, gairah yang menyala di antara dirinya dan Armand menenggelamkan semua rasa bersalah itu.

Armand semakin mendekat, tangannya melingkar di pinggang Sarah, mendekap tubuhnya erat-erat. Nafas Sarah semakin tersengal, hingga akhirnya Armand melepaskan ciumannya, Sarah hanya bisa terdiam, bibirnya masih bergetar. Wajahnya memerah, dan jantungnya berdegup kencang. Ia bingung mau berkata apa.

Armand menatap Sarah dalam-dalam, lalu tersenyum.

"Terima kasih, Sarah. Sudah mau di sini menemaniku,"

ucapnya pelan, jari-jarinya menyapu lembut pipi Sarah yang merona. Suasana menjadi hening sejenak. Sarah menunduk, pikirannya berkecamuk. Wajah Raka muncul di pikirannya, bayangan suaminya yang selalu sabar dan penuh kasih. Perasaan bersalah itu kembali datang, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

"Armand..sudah cukup malam Aku harus pulang," ucap Sarah tiba-tiba, memecah keheningan.

Sudah pukul sembilan malam, Raka pasti menungguku gumam sarah dalam hatinya.

Armand terdiam sejenak, terlihat jelas bahwa dia enggan melepaskan Sarah pergi. Namun, ia hanya mengangguk, meski dalam hatinya, dia berharap Sarah bisa tinggal lebih lama. "Baiklah sayang, kalau begitu, hati-hati di jalan ya, besok, kalau kamu ada waktu luang, tolong datanglah lagi," ujar Armand, suaranya berat namun penuh harap, sambil memegang kedua bahu Sarah lalu mengecup keningnya. "Sudah malam aku antar ya..?"

Labirin Cinta dan Rahasia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang