10. Sai

69 14 0
                                    

Pagi hari pun tiba. Mirei sedang berjalan disekitar penginapan ketika dilihatnya Sai yang sedang duduk sambil melakukan sesuatu.

Mirei pun mendekatinya.

"Wah, ternyata kau sedang melukis." Ucap Mirei saat berada di samping Sai.

Sai menoleh "Apa yang kau inginkan?"

Mirei duduk disamping Sai "Tidak ada. Aku hanya penasaran apa yang sedang kau lakukan pagi-pagi seperti ini."

Kemudian Mirei melihat lukisan Sai "Hm? Kupikir kau akan menggambar pemandangan, tapi ternyata menggambar abstrak ya." Ucapnya seraya tersenyum.

"Apa itu senyum palsu? Apa kau juga mau memukul ku?" Tanya Sai.

Mirei memiringkan kepalanya "Tidak. Aku tersenyum tulus. Tapi jika kau mengatakan senyum tulus ku ini senyum palsu, mungkin aku juga akan memukulmu." Lalu tertawa kecil.

"Baiklah aku mengerti." Ucap Sai.

Hening sesaat sebelum suara Mirei mengalun lembut "Sai."

"Ada apa?"

"Darimana kau tau senyum bisa menyelesaikan masalah apapun?" Tanya Mirei penasaran.

"Aku membaca nya di buku." Jawab Sai.

Mirei tertawa seraya menggelengkan kepalanya "Kau ini polos atau bodoh sih? Senyum adalah gambaran bahwa kau sedang bahagia, atau ingin membuat orang lain bahagia. Tapi aku tak merasakan emosi pada senyuman mu."

"Mau ku ajari cara mengatasi masalah sulit?" Tanya Mirei.

"Memang benar jika senyum bisa mengatasi keadaan sulit, tapi jika itu senyum palsu, maka itu akan menambah masalahmu. Seperti Naruto dan Sakura yang jengkel karena sikapmu."

Mirei menatap Sai "Lagipula senyuman akan nampak indah bila itu adalah senyuman tulus."

Sai nampak heran "Oh? begitukah? Aku akan mencobanya."

Mirei mengangguk singkat "Omong-omong, nama gambar mu apa?" Tanya Mirei namun Sai hanya diam.

"Tidak tau." Jawab Sai kemudian.

"Ha? Apa maksudmu? Bukankah gambar selalu memiliki nama? Aku tau kau pasti sudah memikirkan nya tapi malu untuk mengatakan nya bukan? Tidak apa, katakan saja, aku tidak akan tertawa." Ucap Mirei yang membuat Sai menatapnya sesaat sebelum kembali menatap lukisan nya.

"Aku tidak tau, ini tidak memiliki nama." Ucap Sai seraya menatap lukisan nya.

"Sudah puluhan ribu gambar yang ku lukis tapi tidak ada satupun yang kuberi nama. Begitupun dengan lukisan ini." Lanjut Sai lalu kembali melukis.

"Tapi orang memberikan nama pada lukisan nya bukan? Misalnya jika menggambar orang, maka kau akan menamainya dengan nama orang itu. Atau menggambar yang lain, biasanya pelukis memberikan nama dengan keadaan pikiran atau perasaan pelukis." Jelas Mirei.

"Yah. Tapi lebih tepatnya aku tak bisa memikirkan nama yang cocok meski sudah mencobanya." Ucap Sai.

Mirei terlihat berpikir sejenak. "Kalau begitu, bolehkah aku minta satu kertas, dan juga pinjam pena dan pewarna?"

Sai nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya memberikan yang Mirei katakan.

Dan Mirei pun mulai melukis.

Mirei dengan penuh perasaan melukis seorang bocah laki-laki yang tersenyum tulus sedang duduk diatas batu taman kecil nya dengan memeluk anjing kesayangan nya.

Tanpa Mirei sadari, Sai sedari tadi menatapnya.

"Selesai! Bagaimana??" Tanya Mirei seraya memperlihatkan lukisan nya pada Sai.

Naruto Shipudden: ReiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang