28. Persiapan Perang!

74 13 3
                                    

"Jadi seperti itu.." Gumam Kakashi setelah mendengar cerita Ryuji. Satu tangan nya terangkat dan menatap sendu. Kakashi mengerti perasaan Mirei. Bahkan mungkin Mirei lebih menderita dibandingkan dirinya. Lalu Kakashi menghela nafas 'Mirei..'

Naruto dan Sakura pun hanya terdiam menunduk sedih. Menjalankan misi untuk melindungi desa bahkan rela mengorbankan nyawa karena menjadi mata-mata sangat lah sulit. Lalu ternyata menusuk target yang adalah seseorang yang sangat berarti dan sangat dikenal, juga sebagai sensei nya sendiri, Yura. Namun Yura bahkan tidak mengenali siapa Mirei. Itu sangat keterlaluan dan sangat menyakitkan.

Naruto mengepalkan tangannya dan menggertakkan giginya "Mengapa.. Mengapa harus Mirei..."

Sakura menatap jalanan dengan sendu 'Mirei.. Dia sangat kuat, sangat cantik namun.. Penderitaan nya juga sangat menyakitkan... Dia sudah banyak berjuang untuk desa, sementara aku.. Bahkan aku hanya bisa menangis dan selalu berada dibelakang Naruto juga Sasuke-kun...'

"Aku mengerti mengapa chakranya sangat menakutkan dan alasan dibalik tingkah angkuh nya.. Dia benar-benar sangat terguncang.. Tapi ketika Danzo sudah mati, dia seperti.. Kebingungan..." Lirih Karin yang digendong oleh Kakashi.

"Kakashi-sensei." Ryuji memanggil Kakashi, membuat Kakashi menoleh dan Ryuji melanjutkan perkataannya "Kakashi-sensei adalah Hokage baru. Bisakah.. Meringankan hukuman Mirei..?"

Kakashi mengangkat alisnya lalu menghela nafas berat "Hukuman itu juga tergantung kesepakatan para petinggi.."

"Kalau begitu! Aku akan maju! Aku akan berbicara dengan para petinggi! Mirei.. Mirei sudah sangat menderita sejak lama! Dia selalu menanggung beban untuk Konoha! Kalian.. Konoha seperti ini juga karena Mirei!" Ryuji menatap tajam jalanan dan mengepalkan satu tangannya.

Namun Karin, Naruto dan Sakura terkejut mendengarnya "Apa.. Maksudnya..?"

Ryuji hanya terdiam dan memejamkan matanya, Gin yang sedari tadi mendengarkan pun berucap "Yuki-Hime."

Ryuji terbelalak menoleh menatap Gin dan memprotes "Gin!"

Namun Gin tidak peduli dengan protes Ryuji "Biar saja! Sudah cukup untuk disembunyikan! Mirei sudah sangat menderita! Kini mereka harus tau semuanya! Lagipula, sekarang Lima Negara Besar sedang beraliansi kan? Dan itu lebih bagus."

Ryuji terdiam sejenak, memikirkan berbagai hal lalu menghela nafas. Sementara Naruto, Karin dan Sakura menatap bingung "Apa yang sedang kalian bahas ttebayo?" Sementara Kakashi hanya terdiam, bersiap untuk mendengarkan suatu hal besar ini.

"Dengar." Ryuji memulai dengan serius "Mirei adalah Yuki-Hime."

"Yuki.. Hime..?" Gumam Sakura dan Naruto bingung. Pasalnya mereka tidak mengetahui ataupun mendengar nama itu. Namun berbeda dengan Karin yang terbelalak "Mustahil--!"

Naruto dan Sakura yang melihat reaksi Karin semakin frustasi "Ada apa ttebayo?! Cepat ceritakan yang sebenarnya!"

Ryuji terdiam sejenak sebelum menjawab "Yuki-Hime adalah..."

...

Sementara di lain tempat.

Mirei tertidur lelah karena sudah sejak lama dirinya tidak beristirahat dengan layak. Dengan kepalanya yang bersandar pada bahu tegap Sasuke, dan sepasang lengan kuat yang seperti melindunginya protektif.

Tentu saja itu ulah Sasuke sendiri. Tadi Mirei sudah tertidur pulas bersandar pada tembok, namun Sasuke dengan mudahnya mengangkat Mirei dan membawanya kedalam dekapannya.

Hanya Mirei yang dapat membuat Sasuke seperti ini. Dan Zetsu putih yang sedari tadi memperhatikan mereka pun terusik oleh pikiran nya "Kau berbeda sekali saat bersamanya, Sasuke. Apa gadis itu benar-benar kekasihmu?"

Naruto Shipudden: ReiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang