Meskipun Konoha dalam rekontruksi, misi tetaplah berjalan. Dan kini sudah hampir satu bulan Mirei pergi untuk menjalankan misi. Beberapa tenda sudah berganti dengan rumah kayu.
"Hah~ Mirei.. Kapan kau akan kembali?" Gumam Ryuji yang kini terduduk di pinggir kasur, dengan wajah tertunduk menatap sendu selembar foto dengan gambar tim sembilan.
Genggaman pada pinggir foto itu mengerat, membuat bagian pinggir foto nampak kusut. Kini Sasuke, Gin dan anggota kelompok mereka telah ditetapkan sebagai buronan dunia shinobi.
Ryuji menghela nafas kala pikirannya mengingat tempo hari.
.
Saat Mirei pergi, entah mengapa kaki Ryuji membawanya kembali ke tenda Mirei. Dan seketika matanya terbelalak kala melihat bingkai foto yang tergeletak di tanah dengan kaca yang hancur.
Pikiran dan perasaan nya menjadi kacau. Dengan langkah ragu, Ryuji masuk kedalam dan berlutut didepan bingkai foto itu. Kedua tangannya membersihkan pecahan kaca sementara batin nya bergejolak antara menghubungi Mirei atau tidak.
Dan pada akhirnya Ryuji memutuskan untuk tidak menghubungi Mirei karena takut menganggu misi Mirei dan malah membahayakan Mirei.
"Ouch!" Ringis Ryuji saat tergores pecahan kaca tajam karena larut dalam lamunannya. Darah dari jari telunjuk nya mengalir lalu menetes di atas foto itu.
"Sial!" Ryuji segera membersihkan noda darah nya pada foto itu lalu membersihkan pecahan kaca dan bingkai yang telah rusak.
.
"Hah~ Mengapa jadi seperti ini.." Gumam Ryuji lalu sesaat kemudian mendengar kegaduhan di dekat rumah kayu milik Mirei itu.
Segera saja Ryuji menyimpan foto tim sembilan dalam laci kecil dan bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"Naruto!" Pekik Ryuji saat melihat Naruto hanya terdiam pasrah dengan luka memar hebat di wajah akibat tinju dari shinobi desa lain yang tidak dikenal.
"Apa-apaan kau?!" Seru Ryuji saat menangkap tinjuan untuk Naruto dan menatap tajam wanita dengan rambut merah berkulit coklat itu "Kumogakure, huh?" Gumam Ryuji saat melihat hitai ate yang dipakai wanita itu, dan juga satu lelaki dibelakang wanita itu.
"Jangan mengganggu. Dia yang meminta." Ucap wanita itu.
"Ryuji, jangan ikut campur." Lirih Naruto dari belakang Ryuji. Wajah Naruto babak belur dan darah menetes dari hidung, pelipis kiri serta mulutnya.
Lalu Sai yang ternyata juga melihat kejadian itu pun muncul "Naruto, kau tidak perlu babak belur demi Sasuke."
"Urusai. Ini pilihan ku."
"Aku mengerti apa yang kau rasakan, Naruto. Tapi untuk Sasuke, dia terus menerus menyakitimu--"
"Jika kau menghalangi, aku juga akan menghajarmu!" Ucapan Ryuji dipotong oleh wanita itu yang kini bersiap melayangkan pukulan untuk Ryuji.
Namun gerakan tangan wanita itu terhenti karena lelaki yang dibelakang nya menghentikan "Sudah cukup, Karui. Menghajar mereka tidak ada gunanya. Seharusnya kau tau itu."
"Cih!" Wanita yang bernama Karui itu mendecih lalu melepaskan kepalan tangannya dari Ryuji dengan kasar dan berbalik melangkah pergi.
"Dia sudah berjanji untuk membantu kita menyelamatkan Killer Bee-sama."
Karui menghentikan langkah dan berbalik "Apa? Mana keraguan biasa mu tentang janji yang dipenuhi, Omoi? Sama sekali bukan dirimu."
Naruto bersandar pada dinding kayu dan merosot lemas, Sai segera membopong Naruto "Naruto." Membuat Omoi dan Karui menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Shipudden: Reise
FantasiaInilah lanjutan kisah perjalanan hidupku. . . . SILAHKAN BACA SERIES REISE SEBELUMNYA JIKA TIDAK INGIN BINGUNG~