Satu tahun berlalu sejak ujian Chunnin diadakan di desa Sunagakure. Dan tiga tahun sudah sejak Naruto pergi berlatih bersama Jiraiya.
Kini Mirei berada didepan pintu ruang Hokage.
TOK!
TOK!
TOK!
"Masuk."
Pintu terbuka dan terlihatlah seorang gadis cantik yang terkesan elegant memasuki ruangan. Tsunade tersenyum "Seperti biasa, bunga langka yang setiap menginjakkan kaki, dunia terpusat padanya." Ucap Tsunade dan terlihat pula Sakura yang memandangi Mirei.
Sakura pun berdecak kagum melihat teman nya ini, menyetujui ucapan Tsunade. Jika dirinya lelaki, sudah dipastikan akan langsung mengajak Mirei berkencan bahkan menikahinya.
Mirei membungkuk hormat sekilas dan suara lembut mengalun "Ada apa memanggil saya?"
Tsunade mengerlingkan matanya jahil karena Mirei yang bersikap sopan "Aku memberikan mu tugas yang mungkin sangat mudah bagimu ini."
Sementara Mirei mendelik kan matanya sesaat seolah berkata 'Jangan menertawakan ku!' lalu bertanya "Tugas apa itu?"
"Akhir-akhir ini tanaman obat terus berkurang di rumah sakit. Dan tugasmu adalah memetik semua daun obat yang tertulis di kertas ini. Aku tau pasti kau juga akan memberikan obat dengan resep yang berbeda dari kertas itu."
Yah, inilah tugas lain nya dari Mirei. Sudah satu tahun belakangan ini, selain menangkap para kriminal, Mirei juga dipercayakan Tsunade untuk membantu dalam bagian rumah sakit. Bahkan terkadang Mirei sudah dipercayakan untuk melakukan operasi bersama Shizune ataupun seorang diri. Mengingat Tsunade yang masih takut dengan darah. Juga karena Tsunade tidak mau menyiakan potensi Mirei selain bertarungnya yang hebat itu.
Mirei tersenyum lalu mengambil secarik kertas di meja Tsunade lalu berpamit pergi untuk memetik tanaman obat. Setidaknya, tugas kali ini memang sangat mudah baginya dan ia tidak harus berkutat dengan katana ataupun para kriminal yang tidak ada habisnya itu.
...
Di lain tempat.
Terlihat dua penjaga gerbang yang terkejut melihat sosok yang baru saja melewati pos penjagaan.
"Hei.. Bukankah itu.." ucap salah seorang dari mereka.
Satu orang lain mengangguk "Benar.. Tidak salah lagi."
Tak lama setelah sosok itu memasuki desa, Sakura pergi ke pos penjagaan untuk mengambil laporan keluar masuk desa dan mendapat kabar bahwa sosok itu, yang ternyata adalah Naruto, sudah kembali.
Sakura dengan cepat berlari mencari Naruto hingga akhirnya menemukan Naruto yang tengah berdiri di atas tiang sambil memandang Konoha.
"Naruto? Apa itu kau, Naruto?" Seru Sakura dari bawah tiang. Naruto yang mendengar suara Sakura pun melompat turun dan menghampiri Sakura.
"Kapan kau kembali, Naruto?" Tanya Sakura.
"Baru saja. Lama tidak berjumpa, Sakura-chan!" Seru Naruto senang.
"Kau jadi lebih tinggi dariku." Ucap Sakura.
"Are? Benar juga." Sahut Naruto seraya mengukur tingginya dengan Sakura.
'Dia jadi semakin terlihat kuat sejak aku terakhir kali melihatnya.' batin Sakura seraya tersenyum.
"Ba-bagaimana menurutmu, apakah aku sudah lebih feminim?" Tanya Sakura malu-malu.
"Kau sama sekali tidak berubah, Sakura-chan!" Seru Naruto tanpa dosa seraya mengacungkan jempolnya yang membuat Sakura kesal.
"Dasar! Kau memang tak memahami perasaan wanita." Ucap Jiraiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Shipudden: Reise
FantasíaInilah lanjutan kisah perjalanan hidupku. . . . SILAHKAN BACA SERIES REISE SEBELUMNYA JIKA TIDAK INGIN BINGUNG~