CHAPTER 29 | 💔

3.2K 134 4
                                    

Selamat membaca!
Have fun tapi jangan lupa vote!

Tanpa terasa sudah lima bulan Devan berada di Amerika, ia benar-benar mengikuti saran dari Della untuk menyelesaikan skripsinya lebih dulu. Devan terpacu untuk menyelesaikan skripsinya lebih cepat dari perkiraan waktunya. Dan hasil dari kerja kerasnya lima bulan ini, skripsinya selesai dengan baik dan Devan hanya tinggal menunggu waktu wisuda.

Dipagi hari yang cerah, dilangit Amerika, Devan bangun dari tidurnya. Ia mendudukan dirinya untuk mengumpulkan kesadarannya lalu berdiri untuk bersiap mandi. Hari ini rencanannya ia akan kembali pulang ke Indonesia. Seusai mandi Devan mengumpulkan barang-barangnya dan bersiap berangkat menuju bandara.

Diperjalanan menuju bandara, Devan sempat menelfon Della untuk mengabari jika ia akan kembali ke Indonesia hari ini. Selama lima bulan ini Della yang selalu memberikan nasehat untuknya, wanita itu juga yang membantunya mencari informasi mengenai keberadaan Naila sekarang.

Sesampainya di bandara, Devan mendudukan dirinya di ruang tunggu keberangkatan. Devan memejamkan matanya sejenak untuk menghapus kerisauan yang ada dalam hati dan pikirannya. Satu masalah telah selesai dan sekarang ia harus berpindah untuk menyelesaikan masalah yang lain. Devan telah berjanji, ia akan menyelesaikan masalah ini secepatnya, ia tidak akan melepaskan Naila begitu saja.

Devan sangat yakin jika ia dijebak oleh seseorang yang mungkin tidak menyukai hubungannya dengan Naila. Pada awalnya ia mengira Aksa yang menjadi dalang dari permasalahan ini karena masih mencintai Naila, namun setelah dicari tahu ternyata Aksa telah meninggalkan Indonesia tiga bulan pasca perceraiannya.

Tapi akhir-akhir ini, Devan mulai menaruh rasa curiga kepada teman yang terakhir pulang bersamanya ke hotel waktu itu, karena tiba-tiba saja temannya itu memblokir seluruh kontaknya tanpa sebab yang jelas padahal Devan sama sekali tidak pernah membahas apapun dengannya.

Setelah berusaha mengingat kejadian malam itu, Devan semakin yakin bahwa semua ini memang ada sangkut pautnya dengan temannya. Selepas sampai di Indonesia nanti, ia akan segera mencari temannya untuk meminta penjelasan.

Cukup lama Devan memejamkan mata, ia membuka matanya perlahan. Setelah suara pemberitahuan keberangkatannya terdengar, Devan segera berdiri dan menarik kopernya menuju gate pesawat.

Sesampainya di dalam pesawat ia kembali tertidur lagi. Wajahnya terlihat tenang namun tidak dengan isi kepalanya yang berisik. Sepanjang penerbangan, Devan hanya terus tertidur, ia hanya akan bangun ketika pesawat transit namun saat kembali mengudara, Devan akan kembali tertidur panjang, hanya itu yang bisa ia lakukan. Dan entah sudah selama apa ia tidur, ia tidak sadar sampai seorang pramugari membangunkannya karena pesawat akan segera mendarat.

Setelah melalui perjalanan panjang yang sangat melelahkan, kini Devan telah sampai di negara kelahirannya. Devan menarik kopernya keluar, menuju terminal kedatangan. Dari kejauhan ia sudah bisa melihat keluarganya yang menunggu kedatangannya.

Devan mempercepat langkahnya, lalu saat sudah dekat Devan segera memeluk erat sang ibu, dan bergantian ke ayah dan adiknya. Mereka saling membagikan kehangatan melalui pelukan yang erat.

Setelah momen itu mereka semua berjalan pergi meninggalkan bandara menuju rumah. Sepanjang perjalanan tidak begitu banyak pembicaraan yang terjadi karena Devan memilih menutup telinganya dengan headset dan tertidur pulas, dan tanpa terasa tiba-tiba ia terbangun karena merasa akan segera sampai di rumah.

Devan menurunkan barang-barangnya dari bagasi mobil, lalu membuka kamar. Devan berdiri diambang pintu seraya menghidupkan lampu, ia mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kamar. Devan tersenyum singkat karena kamarnya terlihat lebih rapih dari terakhir kali ia tinggalkan waktu itu. Dari lantai atas, Devan berteriak, mengucapkan terimakasih.

TIME TO LEAVE [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang