CHAPTER 4 | 💔

15.6K 703 3
                                    

Hari sudah sore dan Aksa bergegas pulang. Dalam perjalan pulang Aksa teringat bahwa Naila pergi. Aksa mengambil ponselnya di atas dashboard dan dia segera menghubungi Naila. Panggilan pertama dan kedua tidak terjawab hingga dipanggilan ketiga suara Naila terdengar.

"Kamu dimana? Kenapa susah sekali dihubungi?!"

"Di acara ulang tahun teman."

"Pulang sekarang!"

"Aku pulang ke rumah mama."

"Kenapa? Apa kamu menghindari aku?"

"..."

"Naila?!!"

"Apasih, nggak perlu teriak-teriak, aku nggak tuli!"

"Pulang! Tidak ada menginap dirumah mama, aku nggak memberi izin."

Terdengar suara dari Naila.

"Pulang ke rumah sekarang!--"

Belum selesai berbicara Naila sudah mematikan telfon. Dan membuat Aksa semakin marah, dia kembali menghubungi Naila namun sepertinya dia mematikan ponselnya.

"Dia semakin nggak bisa dibilangin!"

Aksa menginjak pedal gas kuat-kuat sehingga mobil melaju kencang membelah jalan. Dan tak butuh waktu lama dia sudah sampai di rumah, Aksa melihat mobil Naila yang terparkir, dia pikir Naila sudah pulang namun sesampainya di dalam rumah justru gelap dan tak ada Naila disana.

"Dia nggak bawa mobil?" Tanya Aksa seorang diri.

Aksa menunggu Naila di ruang tamu. Bermenit-menit berlalu dengan decakan yang terus keluar dari mulut pria itu. Dari tadi dia sudah mengoceh tak jelas sendirian. Hingga beberapa saat kemudian Naila masuk dengan wajah datarnya.

Aksa yang berniat ingin memarahi Naila seketika mengurungkan niatnya saat melihat istrinya yang terlihat sangat cantik dengan balutan dress hitam diatas lutut. Aksa mendekat dan bertanya.

"Kamu nggak bawa mobil?" Tanya nya lembut.

"Kamu liat sendiri kan mobil aku ada di garasi?"

"Ooh. Kamu pulang naik apa tadi?" Aksa melihat keluar melihat kendaraan yang Naila tumpangi, namun sepertinya sudah pergi.

"Taksi." Ucapnya singkat.

Naila berlalu ke dalam kamar dengan Aksa yang membuntut dibelakangnya. Setibanya dikamar Aksa segera memeluk Naila dari belakang dan menenggelamkan kepalanya diceruk leher Naila, menghirup wangi Naila yang sangat ia sukai.

"Kamu cantik pake baju ini, Nai."

Naila memutar matanya jengah. "Lepas, aku mau mandi."

"Nai? Apa ada perilaku mas yang menyakiti hati kamu?" Kata Aksa lirih.

"Nggak jelas, dasar baperan."

"Kamu bilang apa?"

"Kenapa? kamu marah aku bilang baperan?"

Aksa mengepalkan tangannya kuat, menahan rasa marah.

"Aku, hampir tiga tahun kamu perlakukan tidak layak dan diabaikan, biasa saja. Kamu baru diginiin sudah marah-marah nggak jelas."

"Kenapa kamu berubah? Aku rindu kamu yang dulu"

"Nggak ada yang berubah, hanya saja sekarang aku sudah sadar." Kata Naila cetus dan berusaha melepaskan tangan Aksa. "Lepasss."

Selepas mandi, Naila duduk dimeja riasnya untuk memakai skin care dan mengeringkan rambutnya.

"Aku ingin kembali kerja." Ucap Naila tiba-tiba membuat Aksa yang sedang mengerjakan perkerjaannya berhenti.

"Kenapa? Apa uang bulanan dari aku kurang?" Tanya Aksa heran. Bukankah uang bulanan dari nya lebih cukup?

"Aku bosan di rumah dan lihat teman-teman masi bisa berkarir setelah menikah aku juga ingin."

"Kamu bosan mengurus aku?"

"Aku bilang aku bosan dirumah, kalau kamu pergi ke kantor dan aku sendirian, aku merasa kesepian."

"Kamu nggak boleh kerja." Pungkas Aksa tegas.

"Egois!"

Naila mengambil barang-barangnya dan berlalu keluar dari kamar, dia menutup pintu dengan sedikit membanting. Sedangkan Aksa yang melihat Naila yang seperti itu turut keluar dan mengejar Naila.

"Kamu boleh kerja tapi di kantor aku."

"Kalau kerja di kantor kamu itu nggak adil untuk karyawan yang lain!" Sentak Naila.

Aksa memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya. "Terus kamu mau kerja dimana?" Ucapnya selembut mungkin.

"Teman aku ada yang ngasih lowongan yang sesuai dengan minat dan pengalaman kerja aku."

"Yasudah, boleh." Jawab Aksa terpaksa.

Senyum Naila mengembang sempurna dia segera menghubungi salah satu temannya yang memberikan pekerjaan itu padanya.

"Aku boleh kerja, udah di izinin." Ucapnya antusias. "Makasi ya, aku senang akhirnya bisa berkarir lagi." Katanya lalu mematikan panggilan.

Aksa mendekat dan duduk disamping Naila. "Ingat kalau kerja ya kerja jangan yang aneh-aneh dan jangan lupa jika sudah punya suami."

Naila melirik Aksa sinis. "Kalau kamu juga ingat nggak kalau sudah punya istri?"

~○°💔💔💔°○~

TO BE CONTINUE

TIME TO LEAVE [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang