CHAPTER 13 | 💔

13.3K 485 17
                                    

Aksa POV

Lagi-lagi aku pergi meninggalkan Naila dirumah sendiri. Melihat wajahnya yang murung membuatku menyadari bahwa kehadiranku dirumah hanya membuatnya tidak nyaman. Jadi kuputuskan pergi untuk membuatnya nyaman.

Sepuluh hari aku pergi, bodohnya aku berharap jika isteriku akan rindu dan mencariku atau hanya sekedar bertanya kepada orang lain pun tidak masalah. Akan tetapi semua hanya sekedar harapan yang pastinya tidak akan menjadi kenyataan. Karena nyatanya cintanya memang sudah tidak ada lagi untuk ku.

Aku dilema dengan keadaan ini, aku merasa tengah berada pada labirin yang tidak tahu dimana unjungnya. Aku mencoba mencari jalan yang terbaik untuk menyelesaikan ini semua, tapi lagi dan lagi setiap jalan mempunyai konsekuensinnya.

Semua permasalahan ini bermula dari diriku sendiri, seharusnya aku lebih dulu menyadari dan mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta pada Naila bahkan dari awal pernikahan kami, tapi aku begitu bodoh karena menundanya terlalu lama.

Aku tahu selama tiga tahun pernikahan kami, aku telah menggoreskan banyak luka di hatinya. Siapa pun tidak akan tahan jika diabaikan dan diperlakukan kasar selama bertahun-tahun. Bahkan aku sendiri sudah tidak tahan diabaikan dari beberapa waktu lalu tepatnya setelah Naila mengetahui kebejatan ku selama ini.

Tapi aku akan tetap bertahan meskipun cintanya sudah tidak ada, aku tidak masalah jika harus diabaikan selama apapun asalkan kami tetap bersama. Aku tidak mau dan tidak akan pernah rela melepasnya dari genggamanku. Selamanya Naila akan menjadi istriku dan hanya aku yang boleh bersanding dengannya, menjadi suaminya hingga kami menua dan mati bersama. Itu janji ku.

Untuk sekarang aku hanya memberinya ruang sendiri, aku ingin memberinya waktu untuk beristirahat dan jeda sementara. Aku tidak akan datang kerumah untuk beberapa saat akan tetapi sesekali aku akan datang untung melihatnya secara langsung untuk menyalurkan rasa rindu ku padanya.

Meskipun aku tidak dirumah tapi aku selalu memantau pergerakan Naila. Sebenarnya aku hanya tinggal di salah satu apartemen ku yang tak jauh dari rumah kami. Ini merupakan apartemen Mira yang aku berikan tetapi telah aku ambil kembali beberapa bulan lalu dan aku juga telah menarik semua fasilitas lainnya yang pernah aku berikan kepada wanita itu.

Mira, si wanita gila itu terus mencoba menghubungi ku dengan berbagai cara tapi hanya sekedar berbicara pun aku enggan. Terlebih lagi, rasa benci ku yang semakin menjadi semenjak aku tahu selama ini aku telah ditipu dan diperalat olehnya.

Selama ini aku telah dibodohi, Mira memang mengalami kesulitan berjalan pasca kecelakaan tetapi tidak sampai membuatnya lumpuh. Aku akui dia begitu cerdik untuk mengatur ini semua. Aku telah curiga sejak lama, aku berulang kali mengajaknya untuk pindah perawatan karena tak ada perkembangan tapi Mira selalu menolak dengan alasan dia hanya percaya dengan dokter tersebut dan bodohnya aku pun juga percaya dengan omong kosongnya.

Wanita licik itu mengelabui ku dengan begitu pintarnya, dia menyusun semuanya sedemikian rupa hingga aku terbuai dengan tipu dayanya. Kebenaran baru saja terkuak dan itu membuatku sangat ingin membunuh Mira sekarang juga.

Bodohnya aku, selama tiga tahun hanyut dalam permainannya. Aku mengakui kebodohan ku dulu karena sangat mencitainya hingga membuat ku buta. Dan kini aku tahu, saat kecelakaan tiga tahun lalu dia tengah mabuk bersama laki-laki lain dalam perjalanan pulang ke apartemen dengan menggunakan mobil ku.

Saat itu aku tengah perjalanan bisnis keluar negeri sehingga tidak mudah untuk segera pulang, jadi aku hanya memerintahkan asistenku untuk mengurus semuanya. Dan dua minggu setelahnya aku kembali, aku sempat kebingungan saat asisten ku mengatakan ada satu korban jiwa dalam kecelakaan tapi kata Mira hanya dia di dalam mobil. Dan bodohnya, lagi-lagi aku lebih mempercayai wanita itu.

Tapi sekarang aku mengetahui jika memang ada orang lain dalam mobil ku saat itu, yaitu pria yang menjadi selingkuhan Mira kala itu. Dan hubungannya dengan Naila adalah dikarenakan kecelakaan itu bermula dari Naila yang tengah menyebrang jalan dan karena keduanya tengah dipengaruhi alkohol sehingga tidak dapat mengendalikan kemudi dengan benar.

Entah siapa yang mengemudi kala itu yang jelas mereka membanting stir untuk menghindari Naila yang justru membuat mereka menabrak beton pembatas jalan. Dan sebab itulah, sepertinya Mira menaruh dendam pada Naila karena menganggap bahwa Naila yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi.

Aksa POV End

~○°💔💔💔°○~

TO BE CONTINUE

Jangan lupa tap love dan follow ❤️

TIME TO LEAVE [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang