ENDING | 💔

6.8K 151 9
                                    

Devan tidak mau mengulur-ulur waktu, sehari setelah mendapatkan semua bukti-bukti, ia segera terbang menuju kota dimana tempat Naila sekarang berada. Dan sekarang ia sudah berada di kota dimana Naila bersembunyi, kota Surabaya. Selain itu, Della juga telah memberikan alamat lengkap rumah Naila dan sekarang ia akan pergi kesana, sekalipun jika Naila sedang tidak ada dirumah, ia akan tetap setia menunggu sampai Naila balik.

Sesampainya dihalaman sebuah rumah, Devan memastikan kembali alamat yang ia tuju sudah benar. Devan menarik nafasnya dalam-dalam, berharap jika Naila ada disana. Cukup lama ia berdiri disana seraya mengetuk pintu namun tak kunjung dibukakan.

Dan saat ia ingin mengetuk lagi, tiba-tiba saja pintu terbuka dan melihatkan Naila.

"I got you" ucap Devan seraya tersenyum lebar.
Sedangkan Naila yang kaget dengan keberadaan Devan, mendadak mematung. Cukup lama mereka saling bertatapan, saling membagikan rasa yang selama ini terhalangi waktu dan jarak.

"Jangan kabur lagi, please... aku capek nyarinya." ucap Devan.

Naila mengalihkan tatapannya. "Kenapa kamu disini?"

"Masih harus tanya walau sepertinya kamu pasti udah tau jawabannya?"

"Nggak, aku nggak tau tuh."

"Yaudah sini aku perjelas." Devan memajukan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa centi saja dari wajah Naila. "Jemput kamu." Ucapnnya seraya menatap mata Naila dalam-dalam.

Naila mengedipkan matanya berkali-kali untuk menutupi kegugupannya.

"Kamu pasti sudah lihatkan video yang dikirim mbak Della?"

Naila mengangguk.

"Sekarang kamu percayakan kalau aku beneran dijebak? Aku nggak mungkin berani tidur sama wanita lain."

"Sorry." tutur Naila dengan suaranya yang lembut.

"Kamu tau kan kalau sorry aja nggak cukup?"

"Terus kamu mau apalagi?"

"Aku mau kamu tarik kata-kata kamu kalau kita putus."

Naila menggeleng. "Aku nggak mau."

"Nggak mau?! Setelah aku ngebuktiin ke kamu dengan susah payah, kamu tetap mau putus?" Devan terdengar kecewa mendengar ucapan Naila.

"Kamu buat aku nunggu terlalu lama." kata Naila seperti orang yang merajuk.

Devan menengadahkan kepalanya akibat terlalu pusing dengan kata-kata yang Naila ucapkan, kurang cepat apa lagi dia bergerak untuk mencari bukti ini, kepalanya terasa ingin pecah mencari cara.

Namun tiba-tiba Naila tersenyum dan tertawa. "Bohong deh."

Devan segera menatap Naila. "Ck." pria itu berdecak sebal.

Naila mengambil kedua tangan Devan dan menggenggamnya dengan erat. "Maaf ya karena udah nggak percaya sama kamu."

"Makanya kalau aku jelasin itu dengar dulu, jangan tiba-tiba nggak mau ngomong, nggak mau nemuin aku, terus tiba-tiba pindah nggak jelas."

"Maaf, gimana aku bisa percaya kalau faktanya aja bertolak belakang."

"Please kita buka lembaran baru, aku nggak mau ingat-ingat lagi masalah ini, karena kalau di ingat lagi kepala aku rasanya mau pecah."

Naila terkekeh, ia benar-benar berhenti membahas permasalahan mereka. Naila meminta Devan untuk masuk dan menyediakannya pria itu makanan dan minuman. Mereka berbincang tentang kondisi Devan selama ini tanpa dirinya dan pria itu selalu berkata setiap hari terasa semakin sulit untuknya karena dia seperti kehilangan kebahagiannya, walau terdengar hanya seperti penggoda namun kenyataan itu dibenarkan oleh Della.

Della yang selalu memberikan berita tentang Devan pada Naila, bagaimana kesulitan Devan harus membagi fokusnya antara skripsi dan hubungannya. Dan sebenarnya nasehat tentang fokus mengerjakan skripsi itu adalah permintaan Naila yang kemudian disampaikan Della.

Sebenarnya Della merupakan informan untuk keduanya. Dan kini itu terdengar lucu, Naila akan terus mengenang masa-masa ini dan ia akan kembali menertawakannya kelak.

💔💔💔

Lima tahun berlalu, Devan telah resmi menikahi pujaan hatinya, tak lain dan tak bukan adalah Naila. Kebahagian mereka semakin lengkap karena mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan bernama Devandra kesatria putra.

Sekarangpun Devan tengah merintis usahanya tanpa dibantu oleh siapapun, setiap hari Devan selalu berjuang untuk menjadi suami dan orangtua yang baik untuk anak dan istirnya.

Dia begitu bahagia memiliki keluarga kecil dimana ada Naila dan Devandra disana. Meskipun hidup dalam kesederhanaan namun rasanya begitu menyenangkan dan menenangkan jika dilalui bersama anak dan isterinya.

Devan berharap jika Ia dan Naila akan terus bersama sampai maut yang memisahkan mereka berdua, TAMAT.

~ End Of Story ~

Thankyou kepada teman-teman yang sudah setia menunggu dan terus support cerita Time To Leave, see you in the next story 👋

TIME TO LEAVE [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang