Bab 17

120 11 2
                                    

Ahyeon bersenandung sambil menaruh potongan sosis yang berbentuk seperti gurita. Pagi ini Ahyeon ikut terbangun gara-gara pergerakan tubuh Bona yang tidur di sebelahnya, agak mengganggu dan Ahyeon jadinya kebangun.

Bona bangun pagi karena hari ini udah janji mau bikinin bekal untuk eunseo. Lalu si kecil ini pun ikut serta, sekalian belajar masak katanya.

"Kaaak. Ini gimana? Udah bagus?"

Bona mematikan api kompor, berbalik ke belakang dan memerhatikan hasil kerja adeknya.

"Bagus bagus. Jangan langsung ditutup ya. Nanti aja kalau mau dimasukin ke dalam tas"

"Oke!"

"Oh.."

Pharita bersamaan dengan Ruka muncul. Agak kaget karena kebetulan kalau dua anaknya yang biasa bangun telat, kali ini bangun lebih awal.

"MAMAAAAA" panggil Ahyeon dengan penuh semangat.

"Ya sayang?"

"Lihat! Adek bikin bekal!"

"Oh ya? Mana coba mama lihat"

Pharita mendekati meja makan. Di atasnya. ada empat kotak bekal. Dua punya Bona, satu Ahyeon, satu lagi...

"Bagus sayang. Satu lagi bekalnya siapa?"

"Kak Minji!!"

Suasana jadi hening. Kepolosan Ahyeon ternyata belum bisa menerima kalau minji secara enggak sepihak diusir dari rumah dan udah dua minggu berlalu.

"Ng.. adek-"

"Kak Minji kok belum bangun ya. Nanti terlambat loh pergi sekolahnya, adek bangunin ya ma"

"A-Adek. Mandi yuk, sama mama"

"Eum.."

"Ayo. Kali ini boleh pakai bebek karet, tapi jangan lama-lama ya"

"Boleh ma? Yeeeeeeeey"

Ahyeon segera turun dari kursi lalu menarik-narik tangan Pharita. "Ayo ma.. cepat!"

"I-Iya sayang"

Seperginya Ahyeon dan Pharita, Bona menatap Ruka. Raut wajahnya yang sendu itu diacuhkan oleh papanya. Ketahuilah, Si sipit juga enggak tau gimana kondisi anak keduanya itu. Dia sendiri juga capek ditanyai hal yang sama. Kapan minji pulang ke rumah..

🦌🦥

Bona dan Ahyeon udah berangkat ke sekolah. Diantarin Ruka.

Sekarang kepala suku keluarga Kukang ini menikmati tayangan televisi. Pengalihan aja, padahal sebenarnya dia itu khawatir minta ampun.

Gimana kalau keputusannya untuk membiarkan minji menghabiskan seluruh rasa penasarannya itu berujung ke hal yang negatif dan berbahaya. Bisa-bisa Ruka didatangi arwah ayahnya.

"Sayang.."

"Hm?"

"Dimana kamu taruh tas ransel yang besar itu?"

"Ransel? Oh! Di gudang. Kenapa?"

"Enggak ada. Aku pinjam ya"

"Kamu mau kemana?"

Pharita buru-buru jalan ke kamar gudang.

"Heeei. Rita!"

Ruka penasaran, kalau pun istri nya mau pergi pemotretan keluar kota, pasti bawa koper, bukan ransel!

Tiba di kamar gudang. Pharita mengobrak-abrik lemari yang ada.
Mencari tas ransel besar milik Ruka.

"Hei. Kamu ngapain sih? Mau kemana?
Keluar kota?"

Continuation Of The Family Kukang (BXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang