Bab 6

115 14 7
                                    

Tik...

Tok...

Tik...

Tok...

Pharita hanya memandangi pergerakan jarum jam yang ada di ruangan besar ini. Sendirian, karena ia tengah menunggu kedatangan manajernya. Hari ini, seharusnya ada jadwal pemotretan, tapi semua batal begitu saja karena pharita sebelumnya mendadak mendapat kabar kalau sang manajer yang melakukannya.

Alasannya pun tidak dijelaskan. Hari ini yang akan menjadi titik terang dari semua kejadian ini. 2 jam sudah, dan pharita tetap sabar menunggu.

*Cklek

"Oh? Kau sudah datang ternyata. Maaf, jalanan macet"

"Iya, enggak apa-apa mukes"

Laki-laki itu pun menutup rapat pintu dan menguncinya. Memilih kursi di sebelah pharita karena ini merupakan pembicaraan serius.

"Kau sudah makan? Kau kelihatan pucat sekali Rita"

"Enggak apa-apa. Tolong cepat jelaskan
semua ini mukes Apa yang terjadi?"

"Ah. Sebelum itu.. apa pasangan hidupmu tau tentang hal ini?"

"Jangan bertele-tele! Cepat jelaskan!!"

"O.. Oke oke. Jadi.. begini. Saat kau mengirim chat padaku dan bilang kalau ahyeon sakit, setelahnya aku dapat telepon dari seorang perempuan"

"S-Siapa?"

"Dia tidak ingin disebutkan namanya. Lalu, dia bersikeras kalau ia sudah menghubungi agensi dan merebut semua kontrak kerjamu. Baik di majalah L dan juga majalah R"

"Loh?! Bagaimana bisa? Lalu bayaranku?!"

"Itu masalahnya..."

"M-Masalah?"

Mukes merasa berat untuk melanjutkannya. Raut wajah pharita membuatnya iba dan takut untuk melukai hati model yang sudah ia temani hampir dari masa debutnya dulu.

"B-Bayaranmu... digunakan untuk membayar denda"

"HAAAAA?!"

"Aku tidak tau pasti itu denda apa, tapi yang jelas, tidak ada satu persen pun
bayaran untukmu. M-Maafkan aku Rita. Tapi..aku tidak bisa menyelamatkanmu. Perjalanan karir modelmu-"

"TIDAAAAAAAK!!!!" Pharita histeris sambil menutup kedua telinganya. Rasa sesak memenuhi dadanya.

"Ri-Rita?"

"Kenapa....... KΕΝΑΡΑ!!"

"Ri.. Rita tenanglah"

Percuma. Pikiran pharita benar-benar enggak menentu sekarang. Siapa yang tega berbuat hal seperti ini padanya. Kesalahan apa yang dia lakukan?

Pharita terduduk dan tidak mampu berdiri, mukes berusaha menghiburnya tapi pharita masih terus menangis. Rangkulan tangan mukes di bahu pharita pun tidak bisa mengusir rasa panik yang menyerang nya.

Siapa yang tau kalau sebenarnya laki-laki yang sudah dianggap saudara sendiri oleh seorang pharita ini sebenarnya menyimpan rasa sejak lama. Hanya saja, status pharita yang sudah berkeluarga membuatnya memilih mundur.

*Cklek

"Pharita?" Ruka tiba.

"Ah, T-Tuan Ruka!" Mukes gelagapan. Ia melepas rangkulan tangannya dan menjauh dari pharita.

Ruka cepat mendekati istrinya. Membelai rambut panjang terurai dan berusaha menegakkan kepala pharita. Perlahan kepalanya bergerak, isak tangis pharita terdengar beberapa kali.

Continuation Of The Family Kukang (BXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang