Halaman dua belas

330 36 20
                                    

Kalimat cinta dari Sang Baginda;

انا فرطكم على الحوض
"Aku menunggu kalian di telaga (Al-Kautsar)"

-Nabi Muhammad

HR. Bukhari no. 6576

اللهم صل على سيدنا محمد

🌲🥬🌿🍏
[Happy Reading]

Bulan Rabi'ul Awal atau yang sering kita sebut dengan bulan Maulid, adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam islam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan Rabi'ul Awal atau yang sering kita sebut dengan bulan Maulid, adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam islam. Hal ini dikarenakan bulan Rabi'ul Awal adalah bulan ketika Rasulullahﷺ dilahirkan ke dunia. Itulah mengapa ketika mulai memasuki bulan maulid, maka seluruh umat muslim akan berbahagia. Layaknya semesta yang menyambut kelahiran-nya dengan menabur bintang dan berhiaskan cahaya, maka kita bisa ikut berbahagia dengan memperbanyak sholawat dan menebarkan cinta.

Setelah kesibukan berhari-hari untuk membersihkan seluruh area pondok, para warga Pesantren kini bersama-sama menyambut bulan maulid dengan keadaan fisik dan lingkungan yang bersih, juga dengan hati yang berbahagia. Di Al Buruj, biasanya para murobbi (guru) akan mengajak para anak didiknya untuk sering membaca maulid simtudhurar dan sirah nabawiyah bersama-sama. Pada saat waktu luang, dibagian santriwati biasanya mereka akan bersholawat dengan iringan hadrah. Sedangkan dibagian ikhwan, mereka pun akan melakukan hal yang sama namun tak jarang juga disertai oleh tarian marawis.

Inilah keindahan hidup dilingkungan yang penuh kecintaan. Cinta untuk Tuhan dan Nabi-nya. Hari-hari mereka seolah tersusun rapih, dengan pikiran yang terfokus kepada hal-hal yang positif.

Bagi orang yang pernah menelan suasana pesantren, mungkin kegiatan seperti ini adalah hal yang biasa untuk mereka. Namun bagi Zunaira yang sama sekali tidak pernah mengenal dunia per-pondok-an, kegiatan ini adalah hal pertama yang sangat berkesan baginya.

Seperti saat ini, perempuan muda itu tengah bersiap untuk menghadiri pembacaan maulid dan sirah nabawiyah di masjid pondok akhwat. Ia berangkat bersama dengan para perempuan dari keluarga Rizhan, termasuk Umi, Khadijah dan Aisha.

Setelah mematut sekali lagi dirinya didepan cermin, Zunaira tersenyum puas lalu beranjak menuju ruang tamu. Ia berjalan cepat karena takut jika ditinggal oleh keluarganya.

Setelah menuruni tangga, Zunaira melihat disana telah cukup ramai. Beberapa wajah masih terasa asing baginya. Mereka adalah beberapa kerabat dari Bukhari Family.

"Nairaa!" sapa salah satu perempuan muda yang tak Zunaira ketahui namanya.

Zunaira tersenyum lebar menanggapi panggilan tersebut. Dia sedikit bingung darimana perempuan itu mengetahui namanya? Dia tidak ingat jika pernah berkenalan.

Duhai Habibi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang