Halaman dua puluh lima

285 29 36
                                    

۞:••:۞ [بسم الله الرحمن الرحيم] ۞:••:۞

“janlup bintang kak.. terimakasih” 🫶
____________________________________

[Happy Reading]

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Dengan langkah tergopoh-gopoh, Zunaira berlari menuju sebuah lemari yang menyimpan pakaiannya. Gara-gara tidur lagi setelah subuh, kini perempuan itu jadi kesiangan.

"Aduh, kemana ya?" gerutunya sembari mengobrak-abrik beberapa pakaian yang ada didalam lemari.

"Perasaan kemarin ku taruh disini deh,"

"Kamu mencari apa, Zey?" tanya Rizhan ketika melihat istrinya kebingungan.

"Itu, Mas.., kamu tau kotak yang Mom Hilda kasih ngga? Aku mau pake baju itu buat sowan,"

Rizhan terlihat berfikir, "tidak. Kamu mandilah saja, biar Mas yang mencarinya,"

"Wah, makasih suamiku.." Ia bernafas lega. Karena dirinya memang terburu-buru, tanpa pikir panjang ia langsung menyetujui tawaran Rizhan. Setelah itu dia segera berlari menuju kamar mandi.

Rizhan mulai beranjak untuk mencari kotak tersebut. Ia membuka beberapa koper yang tersusun rapih disudut kamar, koper-koper tersebut berisi oleh-oleh yang mereka beli untuk keluarga dirumah.

Setelah mencari didalam koper tersebut beberapa menit, Rizhan tak juga menemukan kotak tersebut. Akhirnya ia kembali berjalan menuju kearah meja nakas dan membuka laci-nya satu-persatu.

Seulas senyum lega terpatri diwajah tampan itu. Ternyata kotak hijau berpita putih yang dicarinya sejak tadi, ada dalam salah satu laci nakas. Untung saja dia memiliki ide untuk mengecek bagian itu.

"Zey, kotak kamu sudah ketemu," ujar Rizhan setelah mendekat kearah pintu kamar mandi.

"Tolong bukain, Mas. Soalnya tangan aku basah, nanti kotaknya rusak," sahut Zunaira.

Rizhan mengangguk. Ia pun kembali kearah kasur dan membuka kotak itu disana.

Alisnya langsung menyatu saat melihat isi didalam kotak tersebut. Itu.. terlihat seperti bukan abaya atau gamis.

Dengan ragu tangannya mulai mengangkat pakaian tersebut. Netranya langsung melebar ketika melihat jelas bagaimana bentukan dari kain ditangannya.

"Astaghfirullahaladzim." Rizhan langsung memasukkan kembali baju tersebut kedalam kotak dan menutupnya rapat-rapat. Bibirnya tak henti-henti melafalkan istighfar.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Zunaira pun keluar dengan mengenakan baju tidurnya tadi.

"Mas Riz," panggilnya.

Rizhan sedikit tersentak, ia segera berbalik dan melihat keberadaan istrinya disana.

"Sudah selesai?" Tanya Rizhan. Zunaira mengangguk sebagai jawaban.

"Mas, aku panggil ngga nyaut, akhirnya ku samperin deh. Kotaknya udah dibuka?"

"Sudah,"

Duhai Habibi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang