Demi kesejahteraan bersama, jangan lupa vote YAAAA 🥰🫶
Terimakasih banyakk 😚🫰
____________________________________🫙🫧🐚🕊🤍
[Happy Reading]Pukul sembilan malam, Rizhan dan Zunaira baru pulang sholat isya di Masjidil Haram. Sejak dari loby hotel, Zunaira berjalan mendahului suaminya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Rizhan menghela nafas berat setelah mendapat silent treatment dari Zunaira. Sejak obrolan terakhir keduanya tadi sore, Zunaira sama sekali belum mengeluarkan suaranya seperti biasa.
"Allah, bantulah hamba untuk menyakinkan Zunaira, bahwa mencintainya adalah kebenaran yang telah hamba katakan."
-
Zunaira menutup pintu kamar dengan kasar. Mata nya yang sembab karena menangis selama di Masjid, kini kembali mengeluarkan air. Rasa sesak didadanya kembali menyeruak setelah ia kembali ke kamar.
Pernyataan tadi rasanya terus berputar dibenaknya, meninggalkan rasa sakit yang sulit untuk diobati.
Flashback on :
Sekitar empat puluh lima menit sebelum maghrib, sepasang suami-istri yang telah selesai makan itu masih enggan beranjak dari tempatnya. Mereka duduk berdampingan dengan kepala Zunaira menyender dipundak Rizhan. Pandangan keduanya sama-sama terfokus kearah sang surya yang terus bergerak turun di ufuk barat.
"Zey, mas ingin mengatakan sesuatu," ucap Rizhan setelah beberapa saat keterdiaman menyelimuti mereka.
Zunaira berdehem pelan, "katakan aja, Mas. Ada apa?" jawabnya dengan suara yang agak bergumam.
Terdengar helaan nafas berat dari Rizhan, ia masih ragu, haruskah dia menceritakan sesuatu yang pasti menyakiti hati istrinya? Namun jika tidak begitu, rasanya akan tidak tenang ketika menjalani rumah tangga tanpa adanya keterbukaan. Rizhan harus mendapatkan maaf dari istrinya, setelah itu baru dirinya akan merasa tenang untuk mulai berlayar diatas bahtera pernikahan bersama Zunaira.
"Mas, kok diem?"
"Pernyataan Mas mungkin akan menyakitimu, Zey. Tapi ketahuilah bahwa apa yang terjadi sekarang, benar-benar berbeda dari masa lalu."
Perasaan Zunaira mulai tak enak. Ia hanya diam sembari menunggu kelanjutan ucapan Rizhan.
"Terimakasih banyak karena selama ini, kamu tidak pernah bertanya tentang alasan Mas menikahimu, Zunaira.. Namun demi kebaikan rumah tangga kita, Mas ingin jujur kepadamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Duhai Habibi [On Going]
Spiritual"Aku percaya menemukan dan ditemukan memang harus jatuh-bangun-putus asa. Lalu menelan perasaan kecewa berkali-kali. Hanya yang terus berjalan yang akan sampai pada tujuan, hanya yang berserah yang bisa menemukan muara arah. Hanya yang bertalian dal...