Bab 2-1 : Faifah sekarang adalah Faifah masa depan

49 6 0
                                    



Tarik napas, keluarkan, ho~

Tarik napas... tarik napas... tapi aku tidak bisa bernapas lagi!!

Saat ini, tak ada seorang pun yang bisa menolong hidupku, kecuali menyalahkan dan memaki seseorang di dalam hatiku. Jika aku memilih untuk kembali dengan senior kodeku, aku pasti sudah lama menerima perawatan kulit di kamarku. Tapi kenyataannya aku salah pilih, jadi sekarang aku duduk seperti ikan kaleng di dalam mobil yang menurut Faifah luas sekali.

Hatiku, perasaanku, apakah ada yang bertanggung jawab?

Pengemudi itu, dia tidak memiliki perasaan fisik, duduk di atas bantal, mendengarkan musik yang menenangkan. Di sebelah kiri, orang lain adalah temannya yang terpaksa duduk karena ditinggalkan kekasihnya di depan restoran.

Di bagian belakang...

Di sisi paling kiri bangku adalah seorang Phi cantik. Berikutnya adalah dua wanita di klub dengan peralatan mereka. Untung saja drumnya terselip di lantai, di tempat penyimpanan belakang, namun standee tidak muat sehingga harus diisi di depan. Jika kamu bertanya kepada Khun Weesawa bagaimana kondisinya saat ini, kamj tidak perlu menebak-nebak untuk mengetahui bahwa dia akan segera mati!

Aku bahkan tidak bisa duduk tegak lagi. Harus berbalik dan bersandar pada kaca untuk menyisakan ruang yang cukup untuk 4 nyawa di kursi belakang.

"Apakah kamu nyaman, Yi?"

"Nyaman."

"Bagaimana denganmu Wine? Oke?"

"O... k..." Pernahkah kamu melihat ikan terdampar? Ketika matanya keluar dari rongganya dan mulutnya ternganga seolah-olah akan mati, itu saja... wujudku sebelum akhir hidupku.

"Kenapa suaranya kurang dan hilang?"

Apakah kamu melihat kaca spion yang memantulkan tubuhku? Jika kamj tidak menyalakan mobil lagi, tidak apa-apa. Dalam beberapa detik dari sekarang, aku mungkin akan benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini.

"Aku... ayo pergi, nyalakan mobilnya... kumohon." Dalam hati, aku hanya diam berdoa.

Namun sebelum aku selesai berpikir, suara Phi pemilik mobil langsung terdengar.

"Kita antar Kim pulang dulu, karena asramanya paling dekat. Nanti kita antar Miew dan teman-temannya ke asrama. Dan siapa namamu teman Miew?"

"Namaku Som, senang bertemu denganmu Faifah." Orang yang sudah lama duduk diam menyapa dengan suara yang bersinar.

"Ngomong-ngomong soal Som, aku juga kenal banyak orang dengan nama yang sama, manajer Som, bank Som, dan banyak lagi"

"Itu bagus. Faifah kenal banyak orang."

"Kamu bisa bertanya padaku, aku tahu seluruh sekolah."

"Hah?" Awalnya, aku duduk diam dan mendengarkan. Namun begitu mendengar kalimat itu, aku spontan berteriak. Mengenal seluruh universitas!!! Ini serius, aku sudah bekerja di kantor catatan sipil selama beberapa tahun.

"Ada apa, N'Nguong*?" Bingung dengan suara keras yang baru saja keluar, orang yang aku gosipkan langsung berbalik mencari masalah.

*nguong artinya mengantuk

"Namaku Wine."

"Ok N'Wine, aku akan mengantarmu pulang terakhir, karena asrama di Dun lebih jauh dari orang lain." (ini modus.. si Faifah emng iseng aja wkkwwk)

Hehe~

Aku bermaksud mengatakan itu lelucon tetapi takut memfitnah orang lain, jadi  dengan enggan menundukkan kepala dan menerima nasib dan duduk diam menyaksikan orang lain berkendara ke jalan ini dan gang itu untuk mengantar penumpang pulang. Untung saja dia tidak perlu membuka pintu untuk menjemput siapa pun di jalan. Jika tidak, aku akan kembali ke kamar pada jam 2 pagi.

[END] PF10L - FWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang