Bab 3-2 : Bukankah Faifah itu Menggemaskan?

31 3 0
                                    

[Maaf, aku mengundang terlalu banyak teman saat berlari.]

Ha ha. Jumlahnya tidak sebanyak itu, mungkin seukuran mini marathon. (sarkas anjir wkwkkw)

"Itu baik-baik saja, hari ini menyenangkan."

[Benar? Jadi maukah kamu datang lagi lain kali?]

Mengapa wajahmu terlihat begitu bersemangat?

"Eh... biarkan aku pikirkan dulu." Jika saja aku memiliki energi berlebih hari ini, aku akan menjawab iya. Tapi, ini terlalu melelahkan bahkan hanga untuk menyeret tubuh sendiri.

Rasanya sesuatu yang menghabiskan energi bukan untuk joging, tapi membiasakan diri dengan kesibukan orang yang tidak ada habisnya.

[Kamu tidak mau ikut denganku?] Menggunakan drama lagi!! Bagaimana aku harus menjawabnya?!

"Siapa bilang kamu tidak mau pergi? Jika ada waktu luang, pasti akan pergi."

[Hal paling keren yang pernah ada. Bagian ini telah dikonfirmasi.]

"Konfirmasi apa?"

[Mengonfirmasi semuanya, aku selalu bebas aaaaaaa.]

Kehabisan kata-kata. Apakah kamu tidak ke kampus? Tidak bertemu dosen? Tidak mengerjakan laporan atau tugas? Mau nanya kalau tiap hari gak ke sekolah, gak ketemu dosen, gak ngerjain rapor dan PR atau gimana? Aku ingin bertanya, namun takut itu terlalu panjang. Dan hanya berakhir dengan senyum pahit sambil bertanya-tanya dalam hati.

Mengapa kehidupan kampusku terlihat begitu menyedihkan!!!!

....

Aku memeriksa kerapianku di depan cermin setelah mengeluarkan banyak kaos dari lemari untuk dicoba, dan akhirnya memakai kaos band favoritku yang sempat kupakai hingga hampir berantakan.

Ketika aku melihat tidak ada kesalahan lagi, aku segera mengambil tas dengan motif yang sama untuk bersiap menuju dunia besar.

Restauran tempat janji temu dengan senior kode tidak terlalu jauh. Begitu aku tiba, aku melihatnya menunggu di dalam restoran terlebih dahulu. Ini memalukan karena kecuali dia harus membayar semuanya,  dia juga membuatkan aku datang terlamban dan menunggu terlebih dahulu. Jadi aku dengan cepat menemui senior tinggi itu dan sapa dia dengan senyum cerah.

"Halo, P'Yotha."

"Haloo."

"Menunggu lama?"

"Baru sampai. Pesan makanan dulu." Dia membawakan menu makanan. Agar tidak membuang waktu lagi, mari kita memesan. Perut sudah memberi sinyal bahwa dia kelaparan, buka menu dengan pemikiran memilih hidangan murah. Pertama-tama, karena aku tidak ingin terlalu merepotkan orang lain.

"Jangan malu-malu, pesan apa saja yang ingin kamu makan." Sepertinya dia tahu apa yang kupikirkan, jadi dia mengatakannya terlebih dahulu.

"Aku pesan...nasi telur goreng."

"Tidak ada nasi telur goreng di asrama?" Lihat, kamu menggodaku.

"Ya di asrama, tapi aku ingin mencoba makan di sini."

"Oke." Orang lain tidak memaksakan pertanyaan lagi dan menuruti semuanya. Kami memesan lebih banyak minuman sebelum menutup menu.

Sembari menunggu makanan tersaji, P'Yotha kembali membuat kejutan besar dengan mengeluarkan paper bag sederhana

"Untukku?"

"Ya, itu hadiah untuk N' Wine."

"Aku merasa tidak enak, tapi agar kebaikanmu tidak mengecewakan, terima kasih banyak." Aku menerimanya dan mencoba membukanya.

[END] PF10L - FWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang