06: Tattoo

45 9 1
                                    

·•·♥♥♥♥·•·

Dia sampai membuat tatto seperti itu untukku.

Dan dia berkata, "Aku adalah milikmu, Jean."

·•·♥♥♥♥·•·

Sopir itu melirik ke kaca untuk melihat penumpang di kursi belakang. Sang nona muda, cucu majikannya tampak murung. Kemudian tiba-tiba nona muda itu berkata, "Aku ingin pergi ke suatu tempat sebelum kembali ke apartemen."

"Anda ingin kemana, nona?"

"Ke Ink Salon di jalan Dorotez."

"Ink Salon? Tempat apa itu, nona?" Tanya sopir itu.

"Salon tatto." Jawab [Name].

.
.
.
.
.
.
.
.

Jalan Dorotez tidak jauh dari rumah kakek [Name]. Kini mobil milik kakek [Name] itu sudah sampai di depan Ink Salon.

[Name] turun dari mobil dan berkata pada pak sopir untuk menunggunya. Sopir itu mengangguk kemudian [Name] berjalan memasuki salon tatto itu.

"Selamat datang," Sapa pekerja di salon itu. "Ada yang bisa kubantu?" Ucapnya kemudian meniup permen karet yang dikunyahnya menjadi balon.

[Name] melihat-lihat salon itu. Pencahayaannya agak remang dan di dalam sana terlihat beberapa pria bertubuh kekar yang sepertinya adalah gangster sedang ditatto. Ia belum pernah mengunjungi sebuah salon tatto sebelumnya. Ia mengetahui salon tatto ini dari sosial media. Ink Salon terkenal dengan tatto artist profesional mereka dan kehigienisan mereka.

"Aku ingin membuat sebuah tatto," Ucap [Name] agak gugup.

"Sebelah sini," Pekerja salon itu membawa [Name] ke dalam. Seorang tatto artist menyambut kedatangan [Name].

"Hei, apa kabar? Namaku Irine. Apa ini pertama kali kau ditatto?" Kata tatto artist itu.

"Ah, ya...." Jawab [Name] agak kaget dengan sikap sang tatto artist yang terkesan sok akrab.

"Well, kau tidak perlu takut. Silahkan duduk di sini," Irene menunjuk kursi salon yang terlihat nyaman. Setelah [Name] duduk, Irene berkata, "Jadi, tatto seperti apa dan dimana kau mau digambar?"

"Aku ingin ditatto disini...."

Irene tersenyum, "Oke, apa kau mau menggoda pacarmu?"

Seketika wajah [Name] memerah. "I-itu bagian yang menjadi favoritnya...."

"Hm, i see...." Irene mengangguk. "Jadi tatto seperti apa yang kau mau?"






















·•·♥♥♥♥·•·

Terdengar suara seseorang memasukkan kode pintu unit apartemen Jean. Jean segera melihat ke pintunya.

"Aku pulang," [Name] masuk dan langsung menutup kembali pintunya. Ia menunjukkan kantong plastik yang dibawanya. "Aku membeli makanan untuk makan malam."

Jean tersenyum, "Selamat datang,"

.
.
.
.
.
.
.
.

Love Potion [Jean X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang