17: Penthouse

24 6 0
                                    

·•·♥♥♥♥·•·

Kami memiliki sejarah di masa lalu... Tetapi aku baru mengingatnya sekarang...

·•·♥♥♥♥·•·

[Name] dan Jean kembali ke apartemen mereka. Sam, Paul dan Fyodor juga ikut. Sebenarnya Fyodor tidak harus ikut, namun [Name] menyuruhnya ikut agar bisa membantunya dan Jean berkemas. Mereka pergi dengan mobil minivan mewah milik mendiang kakek [Name].

"Nah, ini apartemen kami," ucap [Name] saat mereka sampai di depan gedung apartemen.

Fyodor tampak tidak percaya kalau [Name] tinggal disana. "Anda benar-benar tinggal disini, CEO? Apartemen ini lebih jelek dari apartemen saya,"

"Oh ya? Terimakasih, itu informasi yang sangat berguna," Sarkas [Name].

Fyodor langsung panik, "Bukan begitu, CEO... Maksud saya, saya tidak mengerti bagaimana Tuan Clover bisa membiarkan anda tinggal disini,"

[Name] hanya menjawabnya dengan senyuman lemah. Kemudian ia mengajak mereka masuk ke dalam. Mereka menaiki lift sampai lantai 14.

"Dari mana kita harus memulai?" Tanya Jean.

"Hmm..." [Name] tampak berpikir. "Aku juga tidak tahu. Kita juga tidak bisa membereskan barang di unit masing-masing karena barang-barang kita sudah tercampur."

"Kau benar," Jean juga berpikir. "Kalau begitu kita mulai dari unit siapa?"

"Kau saja,"

"Oke,"

Mereka pun masuk ke unit Apartemen Jean dan mulai berkemas dengan bantuan Sam, Paul dan Fyodor. [Name] dan Jean membereskan barang-barang di kamar, sementara Sam, Paul dan Fyodor malembantu membereskan barang lainnya.

Tidak banyak barang yang akan mereka bawa. Karena apartemen itu memang sudah full furnished, tidak ada perabot milik mereka, jadi mereka tidak perlu repot-repot memindahkan perabotan rumah.

Sambil [Name] memisahkan beberapa pakaiannya yang ada di lemari Jean, [Name] bicara pada Jean, "Jean, soal aku yang tiba-tiba diangkat menjadi CEO... jujur saja aku juga tidak tahu kalau kakekku akan menjadikanku penerusnya."

Jean yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper beralih menatap [Name].

"Saat aku menemaninya di rumah sakit sebelum beliau operasi, aku sempat bicara dengannya. Dan beliau berkata kalau Clover Group akan diberikan pada Ivan Remington sebagai pemegang saham terbanyak. Karena itu, aku juga tadi kaget saat namaku yang disebut sebagai pewaris." Lanjut [Name].

"Jadi, beliau berubah pikiran begitu tiba-tiba?" Tanya Jean.

"Ya," Jawab [Name]. "Dan aku tidak tahu apa alasannya,"

Jean berpikir sejenak, "Apa beliau tidak mengatakan alasannya berubah pikiran dalam surat wasiatnya?"

"Tidak..."

"Mungkin beliau hanya ingin agar cucunya yang mewarisi perusahaan miliknya." Ucap Jean. "Karena kau adalah keluarganya, [Name],"

"Kau tahu? Dia sempat berkata padaku kalau dia tidak akan memberikan Clover Group padaku karena ada bahaya yang menantiku kalau aku menjadi CEO Clover Group." [Name] bercerita. "Aku tidak tahu bahaya apa yang beliau maksud... Tapi, bukankah semua ini jadi aneh? Beliau sendiri yang bilang bahwa akan berbahaya kalau aku menjadi CEO tapi beliau malah menjadikanku CEO... Aku benar-benar bingung, Jean,"

"Jadi seperti itu..." Jean ikut berpikir. "Ya, itu memang aneh..." Ia menatap [Name] yang menghentikan aktivitas beres-beresnya sejenak. Wanita itu tampak kebingungan. Maka Jean pun mendekati [Name] dan memegang kedua bahu wanita itu. "Tapi kau tidak perlu terlalu khawatir. Aku akan selalu ada di sisimu. Membantumu dan mendampingimu dalam segala situasi. Aku juga akan menjagamu,"

Love Potion [Jean X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang