10: As Green As Forest

34 6 1
                                    

·•·♥♥♥♥·•·

Tiba-tiba dia bersikap sangat aneh. Dia sering menggangguku. Dan seolah dia melakukan itu dengan sengaja.

Ada apa dengannya sebenarnya?

·•·♥♥♥♥·•·

Jean menatap [Name] yang hanya memainkan makanannya dengan garpunya. "Kenapa kau tidak makan?"

[Name] kembali ke dunia nyata setelah sibuk dengan pikirannya sejak tadi. Suara para karyawan yang sedang makan di Cafeteria lantai 15 kembali terdengar di telinganya. "Aku.... sedang tidak nafsu makan,"

Jean meletakkan sendoknya di meja lalu bangkit dari kursinya. Ia meninggalkan meja mereka.

"Dia meninggalkan ku...?" Batin [Name]. "Apa dia benar-benar brengsek seperti yang dikatakan Floch?"

Saat [Name] sedang menundukkan kepala dengan murung, tiba-tiba sebuah kotak karton makanan mendarat di mejanya. Itu adalah kotak khas waffle yang biasa ia beli. Ia pun mendongak pada Jean yang menaruh kotak waffle itu di meja.

Pria itu membukakan kotak itu dan terlihat di dalamnya terdapat waffle dengan selai cokelat di atasnya yang digambar hati. "Apa kau masih tidak nafsu makan setelah melihat ini? Waffle dengan selai cokelat, favoritmu kan?"

[Name] menatap waffle itu. Memang waffle adalah camilan favoritnya yang kebetulan dijual di Cafeteria lantai 15 ini. "Apa kau meminta penjualnya menggambar hati ini?"

Jean tersenyum lebar. "Ya, cantik kan?"

"Aku jadi merasa sayang untuk memakannya,"

"Ey, kau masih bisa memesan waffle dengan gambar hati besok dan seterusnya. Sekarang yang penting kau harus makan. Setidaknya perutmu harus terisi," Kata Jean. "Selain itu, rasa sayang mu harusnya hanya untukku!"

[Name] tertawa. Ia mencubit gemas pipi Jean. "Iya iya! Rasa sayangku hanya untukmu!" Kemudian ia pun memakan waffle itu dengan gembira. Ia melirik Jean yang menatapnya makan. Pria itu selalu tahu cara membangkitkan mood [Name].

"Cih, dasar Floch itu.... Dia berbohong." Batin [Name].

·•·♥♥♥♥·•·

Ada sebuah artikel yang membuat [Name] kepikiran beberapa hari ini. Artikel itu berjudul, 'Bagaimana Seorang Manipulator Ulung Bisa Menyembunyikan Sifat Aslinya'.

Padahal ia tadinya sudah melupakan perkataan Floch waktu itu. Tapi karena artikel itu lewat di beranda sosial medianya, ia jadi kembali kepikiran. Hal utama yang dibahas di artikel itu memang spesifik tentang pasangan. Ada banyak orang yang tertipu oleh pasangannya. Dimana awalnya pasangan mereka terlihat baik tetapi lama-kelamaan menunjukkan sifat toxic nya.

[Name] melirik Jean yang sedang duduk di sebelahnya sambil fokus menonton acara komedi di TV. Pria itu tertawa karena lawakan di acara itu. Lawakan yang menurut [Name] tidak lucu dan seperti jokes bapak-bapak. Ia merasa takut kalau-kalau Jean menyembunyikan sifat aslinya dari dirinya. Ia ingin tahu apakah Jean memang sebenarnya kasar seperti yang dikatakan Floch.

"Aku harus mengetes nya...." Batin [Name]. Ia pun merebut remot dari tangan Jean dan mengganti channel TV.

"Kenapa diganti?"

Love Potion [Jean X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang