13: Sergio Clover

37 8 6
                                    

·•·♥♥♥♥·•·

Lamaran Jean malam itu cukup mendadak sehingga pria itu belum menyiapkan cincin lamaran. Namun, pria itu langsung membeli cincin berlian keesokan harinya dan meresmikan pertunangan mereka. Walaupun tidak mengadakan acara ataupun pesta pesta pertunangan, dan walaupun cincin berlian itu bukan yang paling mewah dan mahal, namun [Name] sangat bahagia. Tentu saja ia langsung menerima lamaran Jean tanpa banyak berpikir.

Kini [Name] sedang memamerkan cincin pertunangannya di kantor. Para pegawai di kantor Bagian Investasi mengelilinginya, kebanyakan pegawai wanita.

"Wah, itu berlian asli!"

"Pacar Asisten Direktur itu Jean Kirschtein yang bekerja di Bagian Manajemen?" Tanya anak magang satu-satunya di Bagian Investasi.

"Ya, benar!" Jawab [Name] senang.

"Ternyata dia pacar Asisten Direktur... sayang sekali..." Gumam si anak magang. Brenda, gadis itu baru saja lulus kuliah dan lebih muda dari [Name]. Ia pernah berpapasan dengan Jean di cafeteria lantai 15 dan langsung naksir pada Jean sampai ia mencari tahu di bagian mana Jean bekerja. Ia juga selalu makan di cafeteria lantai 15 akhir-akhir ini demi bertemu Jean. Memang sempat beberapa kali ia melihat Jean bersama [Name], Asisten Direktur sekaligus seniornya itu, namun ia mengira kalau mereka hanya berteman. Mungkin karena mereka menjaga sikap agar tetap profesional di kantor.

"Kau bilang apa? Aku tidak dengar..." [Name] menoleh pada anak magang itu.

"B-bukan apa-apa!" Brenda panik.

"Selamat ya, [Name]! Semoga kau bisa cepat menikah dengan Jean!" Para pegawai mengucapkan selamat.

"Terimakasih," Balas [Name] tersenyum tulus.

"Ada apa pagi-pagi sudah ramai begini?"

[Name] menoleh ke belakang. Ternyata Floch baru saja datang ke kantor. Serentak, para pegawai membungkuk hormat. "Selamat pagi, Direktur,"

"Pagi," Balas Floch ramah. "Kalian belum menjawab pertanyaan saya. Kenapa kalian sudah berkumpul pagi-pagi begini?"

"Oh itu... Asisten anda baru saja dilamar oleh pacarnya-- ah, sekarang sudah tunangannya!" Jawab salah satu pegawai.

"Apa?" Senyum di wajah Floch seketika pudar. Ia melirik [Name] yang sedang senyum tersipu lalu melirik tangan ramping wanita itu yang jari manisnya dihiasi cincin berlian kecil. Langsung saja ia menarik tangan [Name] untuk melihat cincin nya.

"Kau dilamar Jean?" Floch menatap tajam [Name].

"Ya," Jawab [Name] santai.

Kekesalan mulai terlihat di wajah Floch. Ia menarik tangan [Name] agar mengikutinya.

"Aw sakit! Jangan menarik saya!" [Name] berusaha melepaskan tangannya dari Floch.

"Ikut ke kantorku!" Floch sedikit membentak lalu menarik [Name] ke kantornya.

Para pegawai termasuk Brenda si anak magang saling lirik. "Apa itu barusan?"

"Kurasa Direktur marah,"

"Direktur marah karena [Name] dilamar? Sebenarnya ada apa dengan mereka?"

"Mungkin pak Direktur menyukai Asisten Direktur," Ucapan Brenda membuat semuanya menatapnya. Ia pun menambahkan dengan gugup, "M-maksud saya... Jujur saja, waktu pertama saya datang ke kantor ini saya mengira Direktur dan Asistennya adalah sepasang kekasih. Ada yang berbeda dari cara Direktur menatap Asistennya... seolah beliau menyukai Asisten Direktur..."

"Brenda benar." Sahut salah satu pegawai wanita. "Kurasa Direktur memang menyukai [Name]. Tapi itu karena [Name] yang merayunya duluan. Sekarang tiba-tiba [Name] menerima lamaran dari pria lain, tentu Direktur marah. Benar-benar deh perempuan itu... Bagaimana mungkin ada orang yang seberuntung itu? Disukai dua pria sekaligus, karir yang bagus, cantik..."

Love Potion [Jean X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang