·•·♥♥♥♥·•·
Dia terlihat akrab dengan Floch. Dan ternyata mereka memang sudah berteman sejak lama.
Aku bertanya-tanya, apakah teman baik yang tanggal ulangtahunnya dia jadikan kode pintu apartemen adalah Floch? Kalau iya, apakah Floch se-spesial itu baginya?
·•·♥♥♥♥·•·
"Bagaimana? Tawaran yang bagus kan?"
[Name] menyipitkan mata menatap pria di depannya, Floch yang kini berdiri bersandar di meja kerjanya. "Sebenarnya apa maksud anda kali ini?" Tanya [Name].
"Maksud ku? Aku hanya kasihan padamu yang diperlakukan seperti pramusaji." Kata Floch. "Atau kau lebih suka bekerja seperti itu?"
[Name] terlihat berpikir. Floch pun berkata lagi, "Perkejaanmu akan mudah. Kau hanya perlu mencatat jadwalku, dan mengikutiku kemana-mana. Selain itu, gajimu akan naik dua kali lipat."
"Jadi, bagaimana? Kau mau menjadi asistenku?" Tawar Floch lagi.
[Name] melirik Floch. Menjadi Asisten Direktur tentu akan lebih baik daripada tidak memiliki posisi yang jelas dan diperlakukan seperti pramusaji. [Name] menatap tangan Floch yang terulur padanya, "Baiklah," dan ia pun menjabat tangan pria itu.
"Tapi kita akan profesional kan? Kalau anda memanfaatkan hal ini untuk menghasut saya menjauhi Jean lagi--"
"Tenang saja. Aku tidak akan membicarakan Jean." Kata Floch.
·•·♥♥♥♥·•·
Senyum lebar langsung mengembang di wajah [Name] saat melihat Jean yang menjemputnya di depan ruang kantornya untuk pulang. "Jean!" Sapa [Name].
Jean melambaikan tangannya pada [Name], kemudian ia melihat ke arah belakang [Name] dan sedikit membungkuk hormat.
[Name] pun menoleh ke belakang. Ternyata Floch datang dari arah belakangnya.
"Kalian akan pulang bersama?" Tanya Floch.
Jean mendekati mereka dan menjawab, "Ya, pak Direktur,"
"Tidak perlu terlalu formal padaku, Jean. Dulu kita satu sekolah kan?" Kata Floch.
"Oh, ya benar...." Jean tampak canggung dengan Floch. "Kupikir kau tidak ingat,"
"Tentu saja aku ingat. Kau sangat populer waktu SMA dulu," Kata Floch lagi. Jean hanya menanggapinya dengan senyuman canggung.
"Oh ya, apa kau sudah tahu? Hari ini [Name] mendapatkan promosi jabatan." Kata Floch lagi.
"Wah benarkah? Kau dipromosikan jadi apa?" Jean bertanya pada [Name].
Namun Floch yang menjawab, "Asistenku."
"Oh..." Ucap Jean. "Itu bagus! Selamat, [Name]!"
"Terimakasih..." Jawab [Name] setengah hati. Sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan posisi sebagai asisten Floch.
"Kalau begitu, kalian pulang lah. Aku juga harus pulang sekarang." Floch kemudian menepuk bahu Jean. "Tolong jaga [Name] baik-baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Potion [Jean X Reader]
Fiksi PenggemarJean merasa dirinya adalah pria paling beruntung. Karena bisa memiliki seorang wanita secantik dan sebaik [Name]. Namun suatu hari, sikap kekasih Jean itu berubah. Wanita itu tidak lagi perhatian padanya. Dan Jean memergoki [Name] berselingkuh. Hal...