19: It's Getting Colder

30 4 0
                                    

·•·♥♥♥♥·•·

Aku terus mengulangi dalam pikiran dan hatiku bahwa semuanya baik-baik saja.

Namun apakah kita benar-benar baik-baik saja?

Aku sudah mencoba untuk berpura-pura baik-baik saja, tapi semuanya terlalu jelas bahwa hubungan kita semakin dingin.

·•·♥♥♥♥·•·

Mobil Rolls-Royce Phantom itu berhenti di depan pintu masuk gedung Clover Group. Para wartawan sudah menunggu di depan pintu masuk untuk mendapatkan gambar CEO baru Clover Group di hari pertamanya bekerja. Cahaya kamera pun berkilat begitu pintu mobil dibukakan dan [Name] turun dari mobil.

"CEO [Name] Clover, bagaimana perasaan anda di hari pertama anda?"

"Apa yang menjadi fokus utama anda setelah resmi menjadi pemimpin Clover Group?"

"Setelah pembangunan Hotel Trost kembali berjalan, apakah anda akan memulai proyek lain?"

"Untuk saat ini, Clover Corp akan fokus pada pembangunan hotel Trost," jawab [Name] seraya membenarkan posisi kacamata hitamnya. Untungnya ia memakai kacamata hitam hari ini, karena kalau tidak, matanya pasti sudah sakit karena kilat cahaya kamera.

"Bagaimana perasaan anda sebagai CEO termuda di Paradis?"

"Apakah anda yakin bisa meneruskan legacy kakek anda?"

"Mengapa keberadaan anda sebagai cucu Tuan Sergio Clover ditutup-tutupi?" Para wartawan masih menyerbu [Name] dengan pertanyaan. Para Bodyguard dan security pun mengerahkan upaya mereka agar [Name] bisa masuk ke dalam.

[Name] menghela nafas lega setelah lolos dari para wartawan. Fyodor yang berjalan berdampingan dengannya berkata, "Mereka pasti sangat tertarik pada anda karena anda adalah CEO termuda di Paradis,"

"Ya..." Sahut [Name]. "Hariku baru dimulai tapi aku sudah lelah,"

"Anda tidak boleh lelah, karena jadwal anda sangat padat hari ini." Fyodor memperlihatkan tablet nya yang penuh jadwal padat [Name].

[Name] hanya bisa menghela nafas pasrah. Jadwal pertamanya hari ini adalah meninjau semua laporan dari semua anak perusahaan kemudian rapat dengan para petinggi dan Dewan direksi Clover Group. [Name] hanya bisa berdoa dalam hati agar otaknya tidak meledak.

·•·♥♥♥♥·•·

Suasana di kantor Tim manajemen kurang lebih sama seperti biasanya. Cukup hening, hanya ada suara lembaran-lembaran kertas yang dibalik, suara mesin fotokopi, suara dering telepon, atau suara ketikan di keyboard. Namun yang menjadi pembeda adalah para pegawai yang menatap Jean ketika ia memasuki ruang kantor.

"Coba lihat siapa yang datang? Tunangan CEO! Beri tepuk tangan semuanya!" Ujar Ronald, sang Kepala tim yang baru saja keluar dari ruangannya. Tentu saja tidak ada yang menurutinya untuk bertepuk tangan.

Jean menghela nafas tipis. Ia sudah menebak kalau hal semacam ini bakal terjadi. Bagaimanapun sangat banyak orang iri di perusahaan ini. Meski begitu, ia masih berusaha bersikap sopan pada atasannya. "Selamat pagi, Pak Kepala tim,"

"Oh, ya, aku hanya Kepala tim. Tidak ada apa-apanya dibandingkan tunanganmu itu." Ronald mendekati Jean. "Jadi, kau tidak perlu bersikap terlalu hormat padaku. Karena kau adalah tunangan CEO."

Love Potion [Jean X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang