14

25 6 16
                                    

CERITA DENGAN GENRE THRILLER, MISTERI, DAN DARK ROMANCE.

PERINGATAN: BANYAK SEKALI ADEGAN KEKERASAN, UMPATAN KASAR, ADEGAN BERDARAH, DAN LAIN SEBAGAINYA. DIHARAPKAN UNTUK PEMBACA BISA BERTINDAK BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI. PEMBACA DIHARAPKAN BERUMUR 17 TAHUN KE ATAS DEMI KENYAMANAN MASING-MASING.

CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA, SAMA SEKALI TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN APA PUN.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


||• EPISODE 14 •||
.

.

.

Dalam satu minggu terakhir, Zayyan telah menerapkan seluruh isi dari buku yang direkomendasi oleh Reinan. Melaksanakannya pada kehidupan sehari-hari. Mempelajari kosa kata baru untuk bisa bergaul dengan baik. Zayyan juga sudah menuruti saran-saran yang diberikan oleh Reinan.

Namun, sepertinya dia masih melakukan beberapa kesalahan. Seperti saat ini, Reinan tampak tertawa terbahak-bahak selepas mendengarkan cerita darinya. Padahal tidak ada yang lucu, tapi tampaknya Reinan seolah menganggap bahwa semua itu sebagai gurauan semata.

Pukul 15.21. Mereka berdua sudah menyelesaikan pembelajaran dengan baik dan memutuskan untuk singgah di salah satu warung makan yang terletak pada komplek perumahan Zayyan.

"Haha, sial. Dari banyaknya kosa kata yang kamu pelajari, kenapa milih kata kencan sih? Maaf ya Zay, tapi aku nggak bisa nahan ketawa. Kalau aku jadi Keira, aku pasti bakal ketawa habis-habisan. Membayangkan wajahmu yang selalu mirip kayak kanebo kering itu rasanya lucu sekali."

Reinan menyeka salah satu kelopak matanya yang berair. Dia benar-benar menertawakan Zayyan secara terang-terangan. Dasar.

Zayyan mendengus pelan, lebih memilih untuk menikmati nasi yang terhidang. "Nggak usah ketawa terus, nggak lucu tau."

Alih-alih berhenti, Reinan kembali tertawa. "Haha, kamu bilang begitu malah tambah lucu tau. Hadeh, dasar kamu ini. Ada-ada aja deh kelakuannya."

Zayyan tak menimpali. Yang dikatakan Reinan juga ada benarnya sih. Sepertinya Zayyan menggunakan kosa kata yang salah, untung saja Keira memakluminya dan tidak mengejek seperti apa yang sedang Reinan lakukan saat ini.

"Aku kan nggak tau soal itu. Buat selanjutnya, aku harus bagaimana, Rei?" tanya Zayyan di menit berikutnya. Meminta pendapat.

Reinan memasang pose berpikir, samar menjentikkan jemarinya. "Buat selanjutnya ya kamu harus bersiap dong. Pakai baju yang bagus, yang wangi, intinya yang cakep deh. Dari jauh, nanti aku awasi. Kalau ada apa-apa, kamu bisa pakai ponsel buat komunikasi. Ponsel yang dikasih sama bapak-bapak jas hitam itu masih kamu simpan kan?"

Malam yang Mengintai [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang