30

21 4 5
                                    

CERITA DENGAN GENRE THRILLER, MISTERI, DAN DARK ROMANCE.

PERINGATAN: BANYAK SEKALI ADEGAN KEKERASAN, UMPATAN KASAR, ADEGAN BERDARAH, DAN LAIN SEBAGAINYA. DIHARAPKAN UNTUK PEMBACA BISA BERTINDAK BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI. PEMBACA DIHARAPKAN BERUMUR 17 TAHUN KE ATAS DEMI KENYAMANAN MASING-MASING.

CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA, SAMA SEKALI TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN APA PUN.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||• EPISODE 30 •||
.

.

.

Pukul 17.26 sore.

Sepasang kakinya melangkah di antara jalanan yang lengang. Dengan langkah gontai, Zayyan berjalan tanpa arah. Perasaannya kosong, sorot matanya sendu. Entahlah, setelah membicarakan seluruh kenyataan konyol itu, pikiran Zayyan jadi sedikit terganggu. Banyak pertanyaan yang hinggap pada benaknya. 

Seolah mempertanyakan segala yang telah terjadi. Sebenarnya kenapa Zayyan harus mengalami hal semacam ini? Apa tujuan dari Mahar hingga bertindak sampai sejauh itu? Apakah kelahiran Zayyan hanya sekadar untuk dijadikan alat dalam menggapai impian Mahar? 

Di tengah keheningan, Zayyan membelokkan arah pijakan. Memasuki kawasan taman yang sepi. Saat ini hampir memasuki waktu petang. Semua orang pasti sudah meninggalkan taman dan bersembunyi di dalam rumah masing-masing. Menghindari musibah yang kemungkinan bisa menimpa mereka jika tidak mengamankan diri. 

Zayyan mengambil tempat duduk, sekilas mendongakkan dagu untuk menatap langit yang perlahan kehilangan pesona akan keagungannya. Angin dingin itu berhembus, menerpa pada setiap inci kulitnya. Zayyan menarik napas panjang, lalu membuangnya dengan pelan. Dia harus menenangkan diri sebelum memutuskan untuk pulang menemui Maya. 

Hasil dari pembicaraan antara Zayyan dan laki-laki berjas putih tersebut berakhir buruk. Karena tidak menemukan sisi terang, Zayyan memutus pembicaraan secara sepihak. Padahal masih ada rekaman kedua yang seharusnya Zayyan dengarkan, tapi dia menolak mentah-mentah. Masa lalu biarlah menjadi masa lalu, Zayyan tak ingin mengetahui banyak hal jika itu akan memperburuk keadaannya di masa sekarang. 

Zayyan telah hidup di zaman sekarang. Terlalu larut pada kenangan lama tidak akan mengubah apa pun. Hal tersebut hanya akan menghambat perkembangan Zayyan saja. 

Dia menurunkan tas dari punggungnya, membuka resleting dan mengambil sesuatu. Secara acak, Zayyan meraih salah satu buku yang memiliki sampul putih kecokelatan. Mengeluarkannya dari dalam tas. Itu adalah buku catatan yang berisikan tulisan tentang Ibunya. Seluruh keluh kesah itu tertulis di setiap lembar buku. 

Orang itu yang menyerahkan keempat bukunya kepada Zayyan. Walau sebenarnya Zayyan telah menolaknya berulang kali, tapi dia tetap saja memaksa. Mengatakan bahwa Zayyan memang berhak mengetahui kebenaran dibalik misteri dari keluarganya. Maka dari itulah, Zayyan pun tak memiliki kemampuan untuk membantah dan pada akhirnya dia membawa buku-buku itu bersamanya. 

Malam yang Mengintai [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang