Bagian 37

85 2 0
                                    

"Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesusahan, sakit, kegundahan, kesedihan, kepedihan, dan kegalauan hingga duri yang menimpanya, kecuali Allah pasti akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahannya."
(HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim)

***
Assalammu'alaikum Cinta
Karya Siti Maimunah

***

Malam ini akan menjadi malam terakhir Greya di desa tersebut. Sebelum keberangkatanya ke Indonesia, Greya sengaja membeli tiket pulang pergi terbuka atau disebut dengan tiket fleksibel yang berlaku selama satu bulan. Dia tak perlu menentukan kapan tanggal ia harus berangkat pulang. Sejujurnya Greya masih berharap Kevin akan menahannya untuk beberapa hari. Namun, hal tersebut sangat tidak mungkin, pasalnya Kevin cukup tahu perannya di Perusahaan. Greya berkerja dan mengurus perusahaan milik ayahnya, meskipun di bantu sang ayah, tapi tugas seorang manajer perusahaan tidak boleh kosong terlalu lama, sudah satu minggu ia berada di indonesia. Tentu saja sudah waktunya untuk Greya kembali ke Amerika. Pekerjaannya pasti sudah sangat menumpuk.

"Kamu belum tidur, Grey?" Sapa Humaira yang membuat Greya sejenak mengalihkan pandangannya, menatap Humaira dan menggeser sedikit posisinya memberikan ruang untuk Humaira. Kasur berukuran queen itu kini ditempati dua perempuan dengan kisaran usia yang tidak jauh berbeda.

"Belum kak," Balas Greya dengan tersenyum

"Saya dengar kamu mau pulang ke Amrik besok, ya"

Greya tersenyum, "sebenarnya belum mau pulang sih kak, tapi ya mau gimana lagi, Papa juga butuh aku kan di sana."

Humaira hanya mengangguk. Mengiyakan omongan Greya, sejauh yang Humaira tahu, adik laki-laki papa Kevin memang hanya tinggal berdua dengan anak perempuannya.

"Kak, nanti kalau aku udah pulang ke Amrik titip kak Kevin ya."

Sebuah kalimat yang sempat membuat telinga Humaira mendadak geli mendengarnya. Sekuat apapun Humaira menjaga sikap untuk tidak tertawa, Greya sudah mampu menembaknya.

"Lucu ya kak? tapi mau gimana lagi, aku memang sesayang itu sama kak Kevin, dia tuh udah aku anggap sebagai abang kandungku sendiri. Aku jauh-jauh ke sini buat ngajakin ia pulang ke Amrik, aku tahu dia gak akan betah tinggal di sini, meskipun hubungan kami belakangan ini tidak terlalu baik. Yah, semua juga karena ulahku kan?" ujar Greya sambil tersenyum

Menarik. Satu kata yang akhirnya memenuhi pikiran Humaira, ia memang sangat penasaran. Bahkan dari awal kedatangan Greya ke sini saja sudah muncul beberapa kejanggalan baginya. Mulai dari sikap Kevin yang acuh tak acuh dengan kedatangan adik sepupunya itu, sampai Greya juga tak mendapat sambutan baik dari abang sepupunya. Kendati Humaira paham betul tidak baik sebagai seorang muslim mencari tahu lebih dalam terkait yang bukan menjadi urusannya. Namun, kali ini rasa penasarannya membuat ia terpaksa mengajukan pertanyaan.

"Kenapa? kalian berantem?"

Greya menggelang, "kami hampir gak pernah berantem, Kak Kevin tuh sabar banget, gak pernah marah, selalu ngalah sama aku, apapun yang aku mau selalu diturutin, tapi sejak kejadian itu dia menjauhiku dan menjadi sangat dingin."

Humaira kini semakin penasaran, "Kejadian? Emangnya kejadian apa?"

"Kakak serius mau tahu? Tapi jangan ngomong sama yang lain ya? Ini rahasia kita berdua, jangan sampai kak Kevin tahu soal ini."

"Iya, saya janji gak bakalan ngomong ke siapapun."

"Sebenarnya dulu aku udah bikin kak Kevin kehilangan orang yang ia cintai untuk kedua kalinya. Wanita yang mau kak Kevin jadiin istri meninggal dunia di sebabkan kecerobohanku waktu itu."

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang