Bagian 5

304 47 11
                                    

~Allah tidak akan pernah membuat hambaNya gila hanya karena belajar ilmu agama, kamu akan mendapatkan ketenangan serta ketentraman di dalam jiwamu. Percayalah! ~

Assalammu'alaikum Cinta
Karya Siti Maimunah

🍃🍃🍃

Humaira menghela nafas dalam membuang semua ingatan lama, sembari mengumpulkan semua keberanian untuk melangkahkan kaki menghampiri lelaki yang sedang duduk diatas bongkahan kayu besar dekat pesisiran pantai.

Melihatnya saja sudah membuat mood humaira hancur. apalagi mendekatinya. ini adalah kali pertama Humaira berhadapan dengan lelaki seperti Kevin, mengingat sebelumnya ia memang belum pernah bertemu dengan spesies langka yang memiliki tingkat kePD-an cukup tinggi seperti lelaki yang berada dihadapannya ini.

Mengerutu dengan semua sumpah serapah. Membuat Humaira yang mendengar sedari tadi hanya bisa menggeleng kepala, seraya melafalkan istighfar. Sungguh kata-kata yang tidak bermanfaat.

"Bisa-bisanya Papa membuat keputusan gila seperti itu tanpa memberitahu gue terlebih dulu. Mana bertanya juga enggak. Ah, selalu saja egois, memutuskan semuanya tanpa memikirkan bagaimana anaknya, memangnya Papa kira gue ini apa? tinggal di tempat seperti ini, hantu saja mungkin
enggan tinggal di sini, apalagi gue, ogah banget pokoknya."

"Tinggal di sini? Bentar-bentar" Kevin kembali mengulang kata-kata itu, sembari berpikir.

"Ah, yang benar saja, gila! Mana mungkin gue tinggal di sini." gerutunya, sama sekali tak menyadari kehadiran Humaira yang berada tepat dibelakangnya.

Kevin terus saja melampiaskan kekesalannya, sembari meniru perkataan sang ayah. Mempraktekkannya dengan suara yang sengaja dibuat-buat. Jika pantai itu bisa berbicara mungkin Kevin sudah terlebih dahulu diminta untuk menutup mulutnya. Terlalu berisik.
Andai saja gelombang laut itu bisa protes mungkin akan ada Tsunami besar yang akan menggulung tubuh Kevin hingga ke dasar lautan. Benar-benar menyebalkan. Itulah yang Humaira rasakan.

Humaira hanya bisa mendesah lemah. Jika bukan permintaan sang ayah mungkin ia tidak akan melibatkan diri untuk berhadapan dengan lelaki di hadapannya ini.

"Assalammu'alaikum," sapa Humaira. Berhasil membuat Kevin terkejut dan lantas berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu—ngapain kamu ke sini, bikin kaget gue aja lo."

"Sudah lupa cara menjawab salam? Jika ad—"

"Nggak usah ceramah." potong Kevin cepat. "Gue tahu. Wa'alaikumsalam. Puas lo!"

"Alhamdulillah, akhirnya masih ada orang yang tahu cara menjawab salam yang baik dan benar, apa seperti ini pikiran orang dewasa yang katanya belajar di Amerika? Terlalu kekanak-kanakan."

Kevin sontak membulatkan mata, tak Terima dengan apa yang Humaira katakan, wajahnya semakin memerah, wanita di hadapannya telah berhasil membangunkan seekor serigala yang sedang menenangkan urat sarafnya. Tak segan Kevin pun melangkahkan kaki mendekatkan tubuh tingginya kehadapan Humaira dengan sorot mata begitu tajam. Berhasil membuat Humaira mundur satu langkah kebelakang.

"Kamu—" Mata Kevin semakin melotot memandangi Humaira tak suka, "tahu apa kamu tentang diriku. Pergi! aku sama sekali tidak menginginkan kamu berada di sini, PERGI!" Teriak Kevin lantang sembari mengarahkan jari telunjuk kesebelah kiri, meminta Humaira segera hengkang dari hadapannya.

Nada bicara dengan sorot matanya yang begitu tajam. Berhasil membuat tubuh Humaira sedikit gemetaran, baru kali ini Humaira dibentak oleh seorang lelaki. Dahulu ketika masih duduk dibangku Madrasah Aliyah bahkan di perguruan tinggi. Guru dan juga Dosennya tak pernah sedikitpun membentak Humaira walaupun ia melakukan kesalahan fatal. Melainkan ia hanya akan di berikan teguran dengan cara menasehati dan peringatan kecil. Sebagai hukuman. Tapi kali ini ia benar-benar dibuat takut oleh lelaki asing yang menurutnya tidak punya etika dalam berbicara.

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang