Bagian 13

253 33 11
                                    

~Segala yang ditakdirkan untukmu tidak akan melewatimu, namun jika bukan dia yang ditakdirkan untukmu seperti apapun usahamu, dia tidak akan pernah menjadi milikmu~

Assalamu'alaikum Cinta
Karya Siti Maimunah

🍃🍃🍃

"Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik"
(Maha Suci Engkau ya Allah aku memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu**)

Do'a yang disunnahkan setelah membaca Al-Qur'an pun terdengar jelas dikamar itu, menandakan bahwa seseorang baru saja selesai membaca kitab suci Al-Qur'an ,sudah menjadi rutinitas wanita paruh baya itu mendengar serta menyimak hafalan putrinya usai melaksanakan sholat lima waktu.

"Alhamdulillah, kamu telah menyelesaikan hafalanmu nak, teruslah istiqomah untuk memuroja'ah hafalanmu, agar kamu tidak lupa."ucapnya sembari menutup mushaf yang ada ditangannya dan meletakkan kitab suci Al-qur'an itu diatas nakas samping tempat tidur anaknya.

"InsyaaAllah, terimakasih umi karna sudah mau menyimak hafalan Humaira selama ini."

"Iya sama-sama sayang."

Senyum yang tulus itu muncul di bibir sang ibu, sangat tulis. Berhasil membuat Humaira merasa tenang, entah mengapa sekarang ia merasa jauh lebih baik, rasa sedih yang pernah ia alami sejak kejadian itu pun seakan sirna, sekarang ia lega, lega dengan semuanya, ternyata ikhlas bisa membuat hatinya jauh lebih baik. Humaira melingkarkan tangannya ketubuh sang ibu secara tiba-tiba, membuat sang empu terkejut dengan perlakuan anaknya.

"Lo...ada apa ini? kenapa tiba-tiba meluk umi."

"Hmm,umi..." Mengeratkan pelukkan, "Humairah hanya ingin memeluk umi."

"Apakah kamu bahagia anakku?" tanya Nisa seraya mengusap lembut kepala Humaira.

"Humaira bahagia umi, sangat bahagia, maafkan Humaira selama ini, karna telah membuat abi dan umi khawatir, seharusnya Humaira tidak perlu seperti itu."

"Alhamdulillah jika kamu bahagia anakku, umi dan abi selalu mendo'akan agar kamu bahagia, tidak perlu minta maaf sayang kamu tidak salah, umi dan abi sangat paham soal itu."

Humaira melepaskan kedua tangannya yang melingkar ditubuh Nisa, menatap dalam manik mata sang ibu.

"Umi maaf atas sikap humaira yang sedikit berbeda akhir-akhir ini, Humaira berjanji tidak akan membuat umi dan abi khawatir dengan Humaira lagi."

"Tidak ada orang tua yang tidak mengkhawatirkan anaknya Humaira, kamu boleh saja bersedih, namun jangan terlalu larut didalamnya itu tidak baik nak, segala yang terjadi sudah menjadi ketentuan illahi kita tidak bisa mengubahnya apalagi protes, jangan mengisi hatimu dengan cinta kepada makhluk ciptaan-Nya secara berlebihan, tapi cintai Allah melebihi kamu mencintai siapapun didunia ini, termasuk abi dan umi, karna jika waktunya telah tiba abi dan umi juga pasti akan meninggalkanmu, kita hanya sementara di dunia ini, jangan terlalu mencintai apa yang ada didunia nak, kamu mengertikan maksud umi?"

"Iya Maira mengerti umi, jazaakillahu khairan umi sudah mengingatkan Humaira."balas Humaira seraya mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir begitu saja.

"Sudahlah tidak usah menangis, ambil pelajaran dari setiap kejadian yang kamu alami, umi harus segera pergi kedapur lo, sebentar lagi abi mu pasti akan pulang untuk makan siang, entar kalau abi mu ngomel gimana? pas liat makanan belum umi sediakan diatas meja,udah ah ngak usah manja."ucap Nisa dengan nada sedikit mengejek.

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang