Bagian 15

257 32 16
                                    

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,"
(QS. Fathir : 29)

💐💐💐

Bismillahirrahmanirrahim

yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqulloha haqqo tuqootihii wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun***.

Gema lantunan ayat suci Al-Qur'an di mushola itu berhasil membangunkan Kevin dari tidur siangnya.
Dengan kepala yang masih berada diatas juluran tangan kanan tepat di atas meja itu, Kevin sedikit mengerjipkan mata, mencoba membuka lebar, dibantu dengan tangan kiri yang mengucek perlahan area mata, mengangkat kepala dan menarik uluran tangan kanan dari meja, duduk dengan tegap kemudian meraup wajah dengan kedua tangannya, lantas meraih alorji yang tergeletak di atas meja.

"Sudah jam 14.45 Wib, sebentar lagi akan memasuki waktu shalat Ashar." gumamnya.

Hampir satu jam ia tertidur pulas di atas meja itu, dengan posisi buku yang masih terbuka lebar diatasnya, Kevin pun menandai halaman yang telah ia baca kemudian menutupnya.

Kini pendengarannya terganggu oleh suara aneh yang berasal dari perutnya, ia pun memegang perut dan meremasnya, namun suara ribut itu tetap saja berbunyi tanpa ingin berhenti, sepertinya ia sangat lapar, bahkan ia belum sama sekali menelan sebutir nasi pun melainkan hanya beberapa potong roti dan segelas susu saat sarapan pagi. tak kuasa menahan lapar Kevin mulai beranjak meninggalkan meja berukuran sedang, berjalan keluar kamar menuju kearah dapur. Dapur itu masih tertata rapi dengan semua perlengkapan masak yang belum sama sekali keluar dari sampulnya, bahkan karung beras pun masih tersandar di sana. Sama sekali belum dibuka.

Kevin menghela nafas panjang, sedangkan cacing di dalam perutnya masih saja berbunyi nyaring seakan-akan protes dengan isi dapur yang sama sekali belum pernah ia gunakan.

Melangkah maju mendekati sebuah kulkas berukuran mini dan kemudian membukanya, tambak beberapa jenis buah ada di sana, Kevin pun meraih satu buah Apel berwarna merah, cukup untuk menenangkan cacing yang sedari tadi menggangu perutnya, ia kemudian menutup kulkas lantas menyantap Apel sembari melirik isi dapur.

Otaknya berpikir keras, ia harus bisa memasak sesuatu tanpa memakan waktu lama, tapi apa? Apa yang harus ia masak hari itu? Tak ingin menunda, Kevin mencoba membuka pintu-pintu kecil yang ada di kabinet dapur satu persatu.

Beberapa bumbu praktis ada di sana termasuk bumbu nasi goreng. Kevin pun menghabiskan Apel ditangan dengan sempurna. Cacing diperutnya kini tak lagi bersuara, ia beranjak membuka kotak magic com dengan merk cosmos, mengeluarkan benda putih itu dari kotaknya, berniat untuk menanak nasi terlebih dahulu sebelum adzan berkumandang. Nasi goreng menjadi menu pilihan Kevin kali ini.

Mendekat pada karung beras yang masih tersandar di samping kulkas, Kevin berjongkok kemudian menggunting karung beras itu, mengeluarkan isinya kemudian meletakkan beras ke dalam wadah, lalu beranjak pada sebuah kran air untuk mencucinya, air cucian pertama ia buang, lanjut dengan cucian kedua, kini beras sudah siap untuk di tanak, ia pun kembali meletakkan wadah berisi beras kedalam magic com yang sudah tersambung colokkan listrik, menutupnya dan lantas menekan salah satu tombol bertuliskan cook.

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang