Bagian 16

219 27 29
                                    

~Cinta itu rumit, tak pernah tahu berlabuh dimana, tak juga bisa menebak siapa orangnya, tak pernah bisa memilih jalan ceritanya seperti apa, tapi cukup bisa dinikmati alurnya, perihal kecewa atau bahagia, berpisah atau bersama sudah menjadi lumrah dalam persoalan cinta, nilai mutlak yang tak bisa ditolak~

Assalamu'alaikum Cinta
Karya : Siti Maimunah

🍃🍃🍃

Usai melaksanakan salat Ashar, Humaira tak lagi memperdengarkan hafalannya kepada sang ibu, bukan karna sudah berhasil menghafal 30 jus Al-Quran lantas ia tak lagi berniat untuk melanjutkan aktivitasnya itu, hanya saja Humaira ingin lebih fokus dalam memuroja'ah. Menjaga hafalan, mengulanginya secara terus menerus guna menjaga hafalannya agar semakin kuat dan selalu diingat.

Kecemasan para penghafal Al-Quran, bukan pada saat menghafal tapi saat menjaga hafalan, mereka takut jika pada akhirnya hafalan yang mereka miliki hilang begitu saja akibat minimnya muroja'ah. Bukankah saat disayangkan, jika waktu menghafal Al-Qur'an malah terbuang sia-sia karna tidak adanya pengulangan? dan Humaira tidak ingin kejadian seperti itu menimpa dirinya, bukan tidak mungkin jika rasa malas serta lalai dalam menjaga hafalan sudah mendominasi, maka semuanya pasti akan terjadi.

Duduk diruang tamu tanpa sang ibu, bagi Humaira itu hal yang biasa, ia cukup paham ibunya juga pasti sedang melakukan ibadah didalam kamar. Mengingat ia juga baru saja keluar dari kamar sembari membawa mushafnya. Memilih untuk duduk disana sambil membaca Al-Quran.

Kenikmatan, selalu Humaira rasakan saat sedang bersama kitab suci agama Islam, apalagi saat membacanya, ada kenyamanan tersendiri, penenang hati dan pastinya selalu terselip pahala saat bibir melafaskan satu persatu dari huruf-huruf yang terukir indah disana. Bahkan banyak sekali hadist yang membahas tentang keutamaan dalam membaca Al-Quran dan juga menghafalkannya, yang paling Humaira ingat saat masih duduk dibangku Madrasah ibtidaiyah adalah hadist yang berasal dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:

"Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami', no. 6469)

Hadist yang sangat memotivasi Humaira saat berusia 8 tahun sampai saat ini.

"Assalamu'alaikum."ucap seseorang dari arah luar, tak langsung menjawab salam Humaira memilih untuk menyelesaikan bacaannya terlebih dahulu sampai bertemu tanda wakaf, yang membolehkannya untuk menghentikan bacaan.

"Wa'alaikumussalam."sahudnya diakhir bacaan dan tak lupa setelah menjawab salam, Humaira juga melafaskan doa usai membaca Al-Quran lantas menutupnya dan meletakkan kitab suci itu diatas meja ruang tamu rumahnya.

Beranjak dari tempat duduk menghampiri sang ayah, sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Humaira dimana ia akan senantiasa menyalami tangan ayahnya saat Taufik pulang kerumah.

"Dimana Umi mu Humaira, tumben ngak nyambut abi pulang, biasanya udah duduk santai di sopa sambil baca buku."

"Umi masih dikamar bi, sejak salat ashar umi belum keluar dari kamarnya, mungkin sedang baca al-quran atau sedang melakukan kegiatan lainnya. Merapikan pakaian dan sebagainya, Umi kan gitu bi,"jelas Humaira yang hanya mendapatkan anggukan kepala dari Taufik, menandakan bahwa lelaki paruh baya itu paham dengan apa yang anaknya jelaskan.

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang