Bagian 12

221 33 1
                                    

~Belajar menerima, belajar ikhkas, belajar sabar serta belajar untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya. Karna sejatinya hidup adalah belajar, tidak ada manusia yang sempurna~

Assalamu'alaikum Cinta
Karya Siti Maimunah

🍃🍃🍃

Memilih kembali kerumah saat terik matahari mulai terasa memanas dikulit merupakan keputusan yang sangat tepat, berkeliling mengitari desa kecil ini ternyata berhasil membuat Kevin sangat lelah, mengandalkan sepasang kaki kesana kemari bukanlah sebuah kebiasaan untuknya, ia sudah sangat terbiasa menggunakan motor bahkan mobil pribadi yang siap mengantarkannya kemanapun ia mau. Merobohkan tubuh tinggi diranjang tempat tidur yang tidak terlalu besar itu adalah pilihan yang tepat untuk mengusir lelah. ingin sekali ia memejamkan mata untuk beristrirahat sejenak, sayangnya benda hitam yang melingkar ditangan kirinya itu telah menunjukkan pukul 12.00 wib menandakan sebentar lagi akan memasuki waktu dzuhur. Niatnya tertahan, jika ia tidur maka ia akan melewati waktu sholat dzuhur, mimpinya untuk tidak ingin berlama-lama disini hanya akan berakhir sia-sia.

"Apapun yang terjadi, gue ngak boleh malas, mau sampai kapan terkurung di sini? Rajin vin rajin biar bebas."batinnya.

"Ngapain juga gue, pake acara ngikutin maunya papa, kan gini ni jadinya, harusnya gue nolak dari awal sebelum pergi kesini, dengan begitu bakalan ngak ada namanya drama miskin dadakan akibat disita."gerutu Kevin mengingat kebodohannya.

"Aisss...."mengacak rambut lalu menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia pasrah. Pasrah dengan keadaan dan juga hidupnya yang sekarang.

ALLAHUAKBAR...ALLAHUAKBAR...

Adzan dzuhur berkumandang memenuhi setiap sudut pondok tahfidz Ar-Rahman. Tak menunggu lama Kevin lantas bangkit dari kasur, Mengganti kemeja hitamnya dengan baju yang dihadiahkan Taufik-ayah Humaira kepadanya. Tak ingin memilih Kevin mengambil secara Asal, menggunakan baju koko berwarna coklat muda. Dan bergegas keluar rumah, menuju mushola pondok tahfiz yang tidak jauh dari perumahan yang ia tinggali.

Setibanya dimushola, Kevin menuju Tempat wudhu untuk mengambil air wudhu dan segera berjalan menuju tempat dimana orang-orang akan melakukan sholat berjama'ah. posisinya yang sudah berada didalam mushola, membuat pandangan Kevin langsung tertuju ke beberapa orang yang masih melakukan sholat sunnah rawatib sebelum dzuhur. Mulai mengambil langkah Kevin mengambil posisi terbaik diatas sajadah dan ikut melaksanakannya. Mengangkat kedua tangan sejajar telinga, dia pun melafaskan takbir guna memulai salatnya, Kevin memang anak yang nakal dan terbilang jarang sekali bahkan sudah 5 tahun tidak lagi melaksanakan sholat namun bukan berarti ia tidak bisa melakukannha, dahulu saat masih duduk dibangku Sekolah dasar dan Sekolah Menengah Pertama bahkan Sekolah Menengah Atas ia juga pernah belajar agama. Serta Saat masih berada di perguruan tinggi ia juga tidak pernah meninggalkan salat berjama'ah. Karna paksaan dari sang kekasih yang telah kembali ke rahmatullah.

"Assalammu'alaikum warahmatullah....Assalammu'alaikum warahmatullah...."ucap Kevin seraya menoleh kearah bahu kanan dan kirinya.

Taufik sudah menempatkan diri di posisi imam. Menandakan sebentar lagi sholat Dzuhur berjama'ah akan segera dilaksanakan. semua jama'ah mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bergegas mengambil posisi shaf, merapatkan shaf dan berdiri tertip. Iqamah pun sudah selesai dikumandangkan.

Usai melaksanakan salat semua jama'ah bergegas keluar mushola, begitu juga dengan Kevin yang ingin segera pulang ke perumahan kecilnya.

Pukkk

Sebuah pukulan mendarat dipundak Kevin, membuat ia memegang pundaknya. Ingin sekali Kevin memaki sang pelaku tapi mengingat ini adalah mushola Kevin memilih untuk menahannya dan malah menjawab salam dari lelaki yang memukulnya tanpa dosa.

"Assalammu'alaikum,Vin."

"Wa'alaikumussalam."

"Kamu bisa nggak kalau mukul pelanin dikit."

"Eh maaf...maaf."spontan Fikri mengelus pundak Kevin menyesali perbuatannya sedang Kevin hanya berdehem saja.

"Udah ngak sakit kan? Sekarang dosa ku sudah terbayarkan dengan ini."

"Ngak usah lebay."balas Kevin sembari menepis tangan Fikri.

"Hmm...Oh iya vin, kamu mau ngak jalan-jalan bareng aku."ucap Fikri antusiasi sambil menampilkan lekungan disudut bibirnya.

"Sepertinya untuk hari ini...tidak."sengaja menggantungkan perkataannya. Kevin lantas berujar

"Aku capek. Mau istrirahat, lain kali saja."

Ucap Kevin yang berhasil memudarkan senyuman Fikri.

"Baiklah, kalau gitu, jika kamu ingin berjalan-jalan atau membutuhkan bantuanku, kamu bisa datang kekamarku, tidak jauh koq hanya berjarak tiga kamar dari kamar pertama asrama ini."ucap fikri sembari menunjuk arah kamarnya.

"Kamu tinggal disini?"

"Iya aku tinggal disini, sudah 3 tahun aku disini."

"Sekamar dengan anak-anak?"

"Iya tidak lah vin, mana mungkin aku sekamar dengan anak-anak, aku saja belum menikah, bagaimana bisa aku punya anak."jawab fikri sambil tengengesan.

"Bukan itu...maksudku kamu sekamar dengan para santri?"

Mendengar perkataan fikri berhasil membuat Kevin mengelus dada bidangnya.

"Sabar Vin sabar"

"Tidak Vin, aku tidak sekamar dengan para santri. Aku sendiri dan kamar itu juga berbeda dengan kamar santri."

"Dulu saat belum ada perumahan kami para pengajar ikhwan tidur berdekatan dengan kamar santri. Aku masih betah tinggal dikamar itu jadi aku memilih untuk tinggal disitu saja ketimbang diperumahan pengajar."

"Toh disana juga lengkap, ada dapurnya juga walau agak kecil sih dan sayang kamar mandi ngak ada, kamu mau liat? Kalau gitu ayo!"

"Ngak deh, lain kali aja, aku capek mau istrirahat."tolak Kevin.

"Iya sudah, jangan penasaran kamu."

"Ngapain juga gue penasaran, berada disini aja udah kayak mimpi bagi gue, mana mungkin gue penasaran, yang ada gue pengen cepat pulang."

"Ngak Fik gue capek, lain kali aja."untuk kesekian kali Kevin mengatakan hal yang sama, bahwa ia memang sedang lelah, lelah lahir dan batin. Berada disini saja sudah membuat batinnya meronta bagaimana ia harus melanjutkan kehidupannya. Menjadi tuan muda miskin harta.

Penolakan Kevin berhasil membuat Fikri menghentikan senyumannya. Cemberut yah itu lah yang ada diwajah fikri saat ini. Menyadari dengan apa yang ia lihat. Kevin pun berusaha menyakinkan teman yang baru saja ia kenal.

"Maaf Fik, aku sangat capek, tenang saja aku pasti akan main ke kamarmu tapi bukan sekarang"ucap Kevin sambil tersenyum. Raut wajah Fikri pun kembali ceria.

"Baiklah, aku juga mau kembali kekamarku, masih ada tumpukkan buku santri yang belum aku koreksi, sampai bertemu di waktu ashar Vin."balas Fikri seraya melangkah meninggalkan mushola dan alih-alih membalikkan tubuhnya kembali menghadap Kevin dengan sedikit lambaian tangan.

"Selamat beristirahat."teriaknya dan lantas berlari kearah kamar santri.

Melihat kelakuan konyol fikri membuat Kevin sedikit menggelengkan kepala, sudah seperti remaja yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Terlalu kekanak-kanakan.

Tak ingin menunda waktu istrirahat. Kevin langsung saja melanjutkan perjalanannya yang sempat tertahan akibat ulah Fikri. Namun langkah Kevin tertahan saat manik mata matanya menangkap sosok dua lelaki paruh baya yang tidak jauh darinya.

Kevin memperhatikan taufik dari jauh dan berhasil membuat lelaki paruh baya itu tersenyum kepadanya.

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang