Bagian 25

104 8 0
                                    

"Wanita bukanlah sekuntum bunga yang ketika manisnya sudah tiada, kumbang pun pergi meninggalkannya."

Assalamu'alaikum Cinta
Karya Siti Maimunah

🍃🍃🍃

Satu persatu para jemaah salat jumat sudah mulai meninggalkan musala, hanya beberapa yang masih berada di sana. Cuaca yang begitu panas membuat Kevin ingin segera pulang ke rumahnya, beristirahat.

"Vin, mau langsung pulang ente?" tanya Fikri ketika melihat Kevin bangkit dari tempat duduknya.

"Salat udah selesai, jadi boleh dong gue pulang,"

Fikri tampak mengangguk,"Iya sih, ente boleh pulang." ujarnya tanpa dosa.

"Aneh," ujar Kevin pelan, lantas meninggalkan Fikri yang masih duduk dengan al-qur'an kecil ditangannya.

Tiba-tiba langkah Kevin kembali terhenti saat suara familiar itu memangil namanya.

"Kevin! Tunggu sebentar, Nak. Boleh kita bicara berdua?"

Kevin menoleh, membalikkan tubuhnya, menghadap sang pemilik suara, "Boleh om." ujar Kevin sembari tersenyum.

"Tapi tidak di sini, mari ikut, Om, Vin."

Kevin mengangguk lantas mengikuti langkah Taufik-ayah Humaira.

"Kita mau kemana om,"

"Nanti kamu juga bakalan tahu kok."

"Baik om, kalau gitu." Kevin terus mengikuti langkah Taufik, hingga akhirnya ia mengetahui dengan sendirinya kemana Taufik membawanya pergi. Taman bunga milik Humaira kini menjadi tempat pemberhentian mereka. Taufik mengajak Kevin duduk di kursi taman, sembari melihat sekitar.

"Coba lihat kumbang-kumbang itu, Vin!" Taufik berkata memberi perintah untuk Kevin melihat para kumbang yang tengah mengisap madu, berterbangan dari kuntum bunga yang satu ke kuntum bunga lainnya.

Kevin mengerutkan kening sejenak, mengapa ia harus duduk di taman saat siang bolong seperti ini, dengan cuaca yang cukup menyengat hanya untuk melihat kumbang terbang, apakah itu masuk akal?

Taufik melanjutkan perkataan, ia mengajukan pertanyaan kepada Kevin sedangkan pandangannya terus menatap kearah bunga-bunga mawar yang bermekaran. "Para kumbang memang suka mendatangi bunga-bunga yang bermekaran untuk mengisap madu, apa kamu tahu makna dari itu?"

Kevin semakin bingung, kenapa ia harus memikirkan tentang simbiosis mutualisme antara kumbang dan bunga. "Kumbang akan mendapatkan madu dari bunga, sementara bunga mendapat keuntungan karena proses penyerbukannya dibantu oleh kumbang, ini semacam simbiosis mutualisme, itu yang Kevin tahu, Om." Kevin menjawab sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki.

Taufik mengangguk mendengar penuturan Kevin,"Itu benar, tapi apa kamu tahu arti di balik itu?" tanya Taufik lagi, ia tersenyum sejenak menatap Kevin hangat, dan kembali mengalihkan pandangan ke arah bunga mawar, "bagaimana jika bunga-bunga itu adalah para wanita dan kumbang-kumbang itu para lelaki, apakah simbiosis mutualisme yang barusan kamu katakan itu akan benar-benar menguntungkan atau malah merugikan?"

Kevin kembali mengerutkan kening, ia sedang tidak bermain teka-teki. "Maksud, Om apa? Kevin tidak mengerti."

Taufik tersenyum lantas bangkit dari tempat duduknya mendekati bunga mawar putih milik anaknya, Kevin semakin bingung, ia pun ikut bangkit.

"Anggap bunga-bunga di taman ini adalah para wanita cantik, dan semua kumbang-kumbang itu para lelaki. Kumbang mendekati bunga untuk mendapatkan madu dari bunga dan setelah itu ia akan pergi, bukankah begitu? lantas apa yang terjadi pada bunga? Ia akan layu. Om, tahu kamu sering datang ke taman bunga milik putri Om. Bahkan om juga tahu Humaira tidak menyukai kamu datang ke taman bunganya. Mungkin sikap Humaira terlalu berlebihan, dan om harap kamu bisa memakluminya. Meski sudah berlalu selama dua tahun, tapi situasinya tetap sama. Humaira adalah putri om satu-satunya, om tidak ingin dia sedih bahkan kecewa. Apakah kamu menyukainya?"

Assalamu'alaikum Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang