🪐5🪐

27 6 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                                       
                                        .
                                        .
                                        -

Sinar matahari memasuki kamar alka. gadis itu terbangun kala wajah cantiknya merasa panas disebabkan cahaya tersebut. matanya mulai mengerjap pelan, kemudian terbuka lebar menunjukkan lensa mata berwarna coklat terang.

Gadis itu mulai menggeliat-kan badannya pelan, lalu terduduk di atas kasur empuknya dengan mata yang masih setia tertutup rapat. alka mengusap wajahnya pelan agar rasa ngantuk berkurang. matanya terbelalak melihat jam yang sebentar lagi jam delapan.

"Taik... udah mau jam delapan. bundaa!! kenapa nggak bangunin alka sih!!." ucap alka berteriak pada karina sembari turun dari atas kasurnya.

Alka berlari menyambar handuk yang terletak di atas lemari kecilnya. lalu masuk ke kamar mandi dengan terburu-buru, walaupun sangat kepepet gadis itu tidak akan pergi ke sekolah dengan keadaan yang belum mandi.

Setelah ritual mandi sudah terlaksanakan dan semua lika-liku memakai seragam sudah gadis itu lakukan. alka berlari terbirit-birit menuju meja makan, disana sudah terletak sarapan yang karina siapkan untuk di santap bersama.

"Bun kali ini alka nggak sarapan bareng, alka udah terlambat." ucap alka sembari mengambil uang jajan dan roti tawar.

"Lagian alka ngapain begadang semalaman, udah tau hari ini alka mau sekolah." omel karina merasa geram dengan alka yang menyalahkan dirinya.

"Hehehe maaf deh. alka berangkat dulu babay." alka berpamitan tidak lupa gadis itu mencium tangan karina serta pipinya. lalu ia pun berangkat.

"Hati-hati sayang bawa motornya, jangan ngebut di jalanan!!."

"Ashiappp!!." balas alka dengan sedikit berteriak.

Karina tersenyum melihat motor alka keluar dari pekarangan rumahnya, ia kembali melanjutkan sarapan seorang diri. kehadiran alka membantunya melewati hari-hari dengan sangat baik. walaupun terkadang karina selalu berpikir tentang hubungan alka dengan ayahnya yang tidak begitu baik.

Ia duduk menatap lurus tanpa berniat melanjutkan sarapan yang tertera di atas meja makan. tiba-tiba memori karina kembali, teringat dimana ayah alka berbicara seakan menyalahkan gadis itu atas kepergian mendiang istrinya.

"Sejak hari pertama kamu di lahirkan, kamu udah mencelakai wanita yang paling saya cintai selama hidup ini!!."

"Dokter sudah memberitahu ibumu, bahwa dia akan mengalami komplikasi jika tetap mempertahankan kamu. dan mungkin dia akan mati!!.

"Tapi dia tetap memilihmu!!."

Alka menangis tersedu-sedu ia memeluk erat kaki ayahnya. alka ingin memeluk ayahnya dan berkata bahwa hatinya tidak baik-baik saja. dadanya kini merasa sesak tangisan dan permohonannya pada ayahnya sama sekali tidak ditanggapi.

Hai AlkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang