🪐10🪐

23 6 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



                                 ======
                                  🍃🍃


Mereka masih berdiri diam di tempat masing-masing. membuat gadis itu memandang was-was. sangat sulit untuk memisahkan dua insan yang saling beradu mekanik. atau ini pertemuan pertama yang berakhir dengan kata cinta? jika memang benar, tak apalah. itu lebih baik karena sekarang ini alka dan yang lain ikut frustasi.

"Alka." panggil fari langsung gadis itu menoleh ketika namanya terpanggil. alka mendongak menatap kakak kelasnya.

"I-iya kak?."

"Lo ada di pihak siapa?." ucap fari mutlak di tempat.

Saat kata itu terucap, pandangan gandi, iksan, azain dan seli kompak melihat alka. tidak bisa terelakkan, azain tersenyum tipis bahkan saking tipisnya, semua orang yang berada di tempat kejadian tidak bisa melihatnya. berbeda dengan alka yang tampak pucat, bagaimana bisa ia memilih salah satu dari mereka? jika mereka berdua adalah temannya. alka tetap terdiam mematung, membuat kedua manusia itu mengulangi kata secara bersamaan.

Azain masih setia memandang alka yang mulai kebingungan dengan jawaban apa yang akan gadis itu berikan, sebab azain memahami betul sifat fari yang yang tak kenal kata kalah walaupun pada dasarnya memang ia yang bersalah.

Fari dan nana masih saling memandang dengan tatapan mata bengis masing-masing dan lama-lama semakin." ALKA!!!!!." keluar lah teriakan dari keduanya membuat alka seketika merasa bimbang.

"sialannnnn!!!! ayolah pertanyaan kalian sangat nggak masuk akal, gimana gue mau milih? kalian berdua kan teman gue!!." alka memandang fari dan nana secara bergiliran. berharap keduanya bisa memahami posisi alka yang frustasi.

Sebaliknya, ke ketiganya hanya tertawa dengan reaksi lucu alkala. melihat ketidak berdayaan alka di tengah-tengah perdebatan fari dan nana. sedangkan azain hanya pangling muka untuk tersenyum puas.

Nana tidak lagi berbicara sepatah kata. gadis itu langsung pergi meninggalkan mereka dengan perasaan dongkol. terlihat pula raut wajahnya yang menahan amarah menggebu-gebu. alka dan seli pamit pada azain, iksan, fari dan gandi. kedua gadis itu mengikuti arah kemana nana pergi.

Keempat sahabat itu hanya melihat para cewek-cewek itu pergi tanpa kata yang harus mereka ucapkan, fari masih berharap nana mengucapkan kata maaf agar perselisihan itu bisa selesai. seperti azain katakan tadi, fari adalah orang yang tidak kenal kata kalah hatinya tidak akan tenang jika orang yang bermasalah dengannya tidak kunjung meminta maaf.

Mereka melanjutkan kegiatan di lapangan, berbeda dengan alka dan seli yang asik mengejar sahabatnya yang ngambek. " naa!! pelan-pelan jalannya kita capek." teriak alka berharap nana berhenti.

"Iya na. " seli ikut ngos-ngosan kedua gadis itu menunduk dan menekuk lutut.

Dan bujukan mereka berhasil nana terdiam lalu menghadap ke belakang dimana alka dan seli tengah menatapnya. tanpa pikir panjang kedua gadis itu mendekati nana yang ngambek.

Hai AlkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang