🪐2🪐

36 10 8
                                    

                                       

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                                       .
                                       .
                                       .
                                       -

Gadis itu berlari memasuki gerbang sekolah dengan langkah begitu cepat. Tak lupa menyempatkan diri untuk melihat jam yang tertera di tangannya. Alka berjalan huru-hara hingga, berhasil menabrak seseorang membuat yang membuat  keduanya terjatuh.

"Aww... Sakit epribadi." Alka dan orang yang di tabrak nya kompak meringis menahan sakit. Gadis itu mengelus telapak tangannya yang tergores batu kerikil kecil.

Dan orang yang ditabrak nya tadi tidak kalah panik, pria itu mulai berdiri hendak membantu alka yang kesulitan untuk berdiri. Dengan sigap orang itu mengulurkan tangannya untuk membantu Alka berdiri.

"Lo nggak papa?." Fari bertanya takut gadis itu kenapa-kenapa.

Alka menoleh kemudian memberikan tangannya yang mungil pada pria asing di depannya. Fari langsung menariknya sehingga gadis itu kembali berdiri. Alis Alka berkerut, mimik wajahnya bingung melihat orang yang ia tabrak tadi.

"Maaf gue nggak sengaja." Ucap alka dengan nada bersalah.

"Nggak papa, gue juga minta maaf. Oh iya, kenalin nama gue Fari." Dengan senang hati Alka menerima jabatan tangan pria asing itu."Nama gue Alkala Kamansara, panggil Alka aja." Mereka saling tersenyum sedetik kemudian, gadis itu tersentak kaget.

"Maaf ya nanti kita ngobrol lagi. Soalnya gue udah terlambat." Alka berlari kencang, setelah berpamitan pada Fari.

Sang empuh terdiam di tempat. Menatap kepergian Alka dengan senyuman, melihatnya sampai tidak terlihat lagi dari pandangan matanya. Setelah itu, ia kembali berjalan menuju teman-temannya berada.

Mampus!!. Semua orang sudah berbaris rapih, hanya Alka sendiri yang terlambat. Sepasang matanya menangkap sosok Nana yang sedang baris, dengan sangat pelan gadis itu melangkah ke barisan dan. Fyuhhh untung saja.

Alka bernafas lega karena sampai ke dalam barisan tanpa ada orang yang melihatnya. Gadis itu mencolek pundak Nana, seketika ia terkejut dengan keberadaan Alka di belakangnya.

"Sejak kapan Lo di belakang gue?." Raut wajah itu menunjukkan bahwa Nana sedang bertanya dengan ekspresi bingungnya seperti jelangkung.

Nana memilih tidak berkomentar, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya seraya membiasakan diri dengan sikap absurd teman barunya itu. Pasti lama kelamaan akan terbiasa juga dengan berada di lingkungan sekitar Alkala.

Acara berjalan dengan lancar, semua kegiatan ini membuat Alka ngos-ngosan. Mereka di perintahkan ini itu layak di katakan babu. Tidak ada niat hati menyudahi sebentar kegiatan melelahkan itu. Selalu di tuntut untuk bekerja membersihkan lingkungan sekolah semaksimal mungkin.

Hai AlkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang