___..~..___
Dua sejoli itu masih terduduk diam dengan mulut yang terkunci rapat. azain masih kesal karena beranggapan gadis itu akan bunuh diri. itu sebabnya wajah tampannya begitu murung, alka melihatnya tetapi ia juga ikut terdiam tidak berani bersuara.
"Dasar dungu." wajah alka mendongak saat azain berdiri sembari berkata ketus padanya, gadis itu ikut berdiri menatap wajah dan tubuh tinggi yang berada di depannya, seperti tiang listrik saja.
"Aaaaaaaaaa hati alka meleleh." ucapnya dengan memegang dadanya lalu ia goyangkan badannya kekanan dan kekiri, dengan tersenyum manisnya. bukannya berkomentar marah alka malah salting mendengar azain berucap seperti itu. berbeda dengan pria yang melihat reaksi konyol dari gadis itu, azain mengacak-acak rambutnya dengan wajah yang tertekan.
Perbuatan azain membuat alka semakin terkagum, wajahnya semakin ganteng saat rambutnya acak-acakan seperti itu." kak demi apa? kak zain makin ganteng polll. aaaaaaa... tolong pacarin alka sekarang juga." demi apa? azain semakin melongo dibuatnya. manusia yang sedang berdiri di hadapannya ini, membuat pria tampan itu tidak sanggup untuk berbicara lagi.
"Ngapain lo berdiri di situ segala? mau mati lo? atau nggak mau tanggung jawab dengan perbuatan lo yang udah sejauh ini??." alka memiringkan tubuhnya, mata cantiknya melihat azain dengan bingung. perbuatannya ini membuat pria itu gemas sendiri, bagaimana bisa hatinya dengan semudah itu takluk pada gadis ini.
"Kak zain ngomong apa sih? siapa yang mau bunuh diri coba?. lagian alka nggak mau mati dulu sebelum kak zain jadi pacar alka." dada azain kembali berdebar kencang, ia berusaha untuk bisa tenang agar tidak terlalu kentara bahwa dirinya sedang merasakan debaran.
Sebisa mungkin azain mengatur nada bicaranya yang sudah lepas kendali." o-ooh gu-gue kira lo mau bundir tadi." azain menggerutu dalam hatinya walaupun seberusaha apapun dia, faktanya tidak bisa ia elak-kan.
"Iya kak. alka tadi cuman nyari penghapus milik alka yang jatuh di bawah."
"Goblok kalau lo jatuh gimana alka? lo tuh- cihh sudah lah." azain tidak bisa berkata-kata lagi, ia khawatir jika terjadi sesuatu pada gadis itu. perasaannya tidak bisa terbantahkan faktanya sudah mengatakan bahwa azain telah jatuh cinta pada alkala kamansara.
Bibir ranum alka tertarik berbentuk seperti bulan sabit. kedua tangannya ia kepalkan lalu di simpannya di pipi gembulnya." kak zain khawatir ya sama alka?." tubuh azain menegang di tempat, ia melirik alka yang sedang menatapnya dengan sangat imut.
"Kak kok diem aja? berarti bener dong?." mulut cerocos alka menciptakan raut wajah jengkel pada wajah azain.
"Serah lo, pulang sekolah tunggu gue di gerbang sekolah." azain berbicara sambil berjalan pergi dari tempat mereka berdiri, alka menatap diam kepergian pria itu sampai badan azain menghilang di telan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Alkala
RomansNama gue Alkala kamansara, panggil gue alka. okey seperti yang kita tau pada umumnya. seseorang nggak akan pernah tau gimana merasakan yang rasanya jatuh cinta, nah kalau kalian tau pasti kalian udah ngalamin. oke semua cerita tentang "dia" . dan gu...